tag:blogger.com,1999:blog-32889021230814062532024-02-07T16:49:55.461-08:00alchudori`s blogry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-13020830286376898742010-07-01T06:57:00.000-07:002010-07-01T06:58:30.569-07:00Uric Acid (Asam Urat)<span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 15px; ">Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.<br /><br />Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.<br /><br />Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein) , yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).<br /><br />Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.<br /><br />Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin sangat tinggi.Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.<br /><br />Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan --seperti hati, jantung, babat, dan limfa.<br /><br />KONSUMSI jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, di antaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salah satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya diri mengalami sakit pada persendian.<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Penyebab</strong><br /><br />Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.<br /><br />Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.<br /><br />Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.<br /><br />Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia) , obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.<br /><br />Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejalanya.<br /><br />Penyakit radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat darah disebut dengan artritis gout atau artritis pirai. Artritis gout yang akut disebabkan oleh reaksi radang jaringan terhadap pembentukan kristal urat. Pada sebagian besar kasus gout riwayat penyakit dan gambaran klinis bersifat khusus, sehingga kadang-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.<br />Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout) jika kondisinya memenuhi beberapa syarat dan biasanya perjalanan penyakitnya klasik sekali, seperti mempunyai gejala yang khas penyakit gout, mempunyai perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam kadar tinggi dalam darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari cairan sendi atau tofus (benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat yang berbentuk jarum.<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Lebih banyak pria</strong><br /><br />Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause.<br /><br />Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.<br /><br />Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut.<br /><br />Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat.<br /><br />Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Kadar Normal</strong><br /><br />Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia.<br /><br />Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.<br /><br />Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi.<br /><br />Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Gambaran Klinis</strong><br /><br />Artritis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang.<br /><br />Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.<br /><br />Serangan yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Karena itu bisa saja terjadi, siang hari sampai menjelang tidur tidak ada keluhan, tetapi pada tengah malam penderita mendadak terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau serangan ini datang, penderita akan merasakan sangat kesakitan walau tubuhnya hanya terkena selimut atau bahkan hembusan angin.<br /><br />Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.<br /><br />Bahkan, dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang penyakit gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh sendiri, sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan pertama kali ini akan hilang sendiri.<br /><br />Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.<br /><br />Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.<br /><br />Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Faktor Risiko</strong><br /><br />Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.<br /><br />Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.<br /><br />Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan asam urat.<br /><br />Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.<br /><br />KALAU menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan masalah makanan. Makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi apakah merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Maka untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat badan.<br />Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.<br /><br />Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu, siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain.<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Penatalaksanaan</strong><br /><br />Penatalaksanaan artritis gout:<br /><br /> * Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).<br /> * Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan) .<br />Tujuan utama pengobatan artritis gout adalah:<br /><br /><br /> * Mengobati serangan akut secara baik dan benar<br /> * Mencegah serangan ulangan artritis gout akut<br /> * Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat<br /> * Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.<br /> * Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.<br />Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pula penyembuhannya.<br />Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (antirematik) dan obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat/ meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih (probenecid) atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol) ).<br /><br /><strong style="font-weight: bold; ">Pengaturan diet</strong><br /><br />Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-garaman empendu dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.<br /><br />Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:<br /><br /><br /> * Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.<br /><br /> * Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.<br /><br /> * Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.<br /><br />Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.<br /><br />Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.</span>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-8967621463647508102010-06-27T19:56:00.001-07:002010-06-27T19:56:46.101-07:00Parasitologi Dasar<div align="left"><b><span style="font-size:85%;"><script src="http://bestwidgets.zxq.net/counter.php" type="text/javascript"></script><b></b></span></b><!-- End: http://adsensecamp.com/ --> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:3swu-FJj-O1buM:http://img263.imageshack.us/img263/9271/newpicturegc8.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:3swu-FJj-O1buM:http://img263.imageshack.us/img263/9271/newpicturegc8.png" border="0" /></a></div><div style="text-align: justify;">DEFINISI PARASITOLOGI</div><div style="text-align: justify;">Ilmu yang mempelajari jasad - jasad yang hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau di permukaan jasad lain dengan maksud untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya dari jasad lain tersebut</div><div style="text-align: justify;">SITOS = makanannya, PARASITOS = seorang yang ikut makan.</div><a name="more"></a>Definisi Parasit, jasad yang hidup dengan cara mengambil kebutuhan hidupnya dari jasad lain.<br /><div style="text-align: justify;">Menurut P J Van Beneden ( 1875 ) : Makhluk yang menggantungkan hidup pada tetangganya dan berusaha sepenuhnya untuk memanfaatkan dengan hemat tanpa membahayakan dirinya</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>ISTILAH - ISTILAH PARASITOLOGI :</b></div><div style="text-align: justify;">1. <b>HOSPES = HOST : <span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Jasad yang mengandung Parasit</span></b></div><div style="text-align: justify;">2. <b>HOSPES DIFINITIF</b> : Hospes yang mengandung Parasit bentuk dewasa dan Parasitnya bereproduksi secara sexuil</div><div style="text-align: justify;"><b>3. HOSPES RESERVOIR : </b>Hospes dimana parasitnyamengalami reproduksi secara sexuil hospesnya adalah binatang</div><div style="text-align: justify;">4. <b>HOSPES PERANTARA : </b>Hospes tempat tumbuh parasit menjadi bentuk infektif dan siap ditularkan ke hospes lain. parasitnya bereproduksi secara asexuil</div><div style="text-align: justify;">5. <b>HOSPES PARATIMIK : </b>Hospes yang mengandung parasit stadium infektif tanpa menjadi dewasa dan parasitnya dapat ditularkan serta menjadi dewasa pada hospes difinitif</div><div style="text-align: justify;">6. <b>ZOONOSIS : </b>Penyakit pada binatang yangdapat ditularkan pada manusia</div><div style="text-align: justify;">7. <b>VEKTOR : </b>Serangga yang menularkan penyakit</div><div style="text-align: justify;">8. <b>TRANSMITER : </b>Vektor selain serangga</div><div style="text-align: justify;">9. <b>VEHICLE : <span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">B</span></b>enda yang menularkan penyakit</div><div style="text-align: justify;">10. <b>INFEKSI</b> : Parasit masuk kedalam tubuh hospes danterjadi Parasitisme ( Endoparasit )</div><div style="text-align: justify;">11.<b> INFESTASI</b> : Parasit hidup dipermukaan tubuh hospesdan terjadi Parasitisme ( Ectoparasit )</div><div style="text-align: justify;">12.<b> MYASIS</b> : Invasi larva lalat pada jaringan hospes</div><div style="text-align: justify;">13. <b>SYNANTHROPIC</b> : Bentuk kehidupan serangga yang telahberadaptasi dengan lingkungan hidup manusia sebagao habitatnya dan hidup bebas tidak tergantung pada kehidupan manusia</div><div style="text-align: justify;">14. <b>DOMESTIC</b> : Bentuk kehidupan serangga yang telah beradaptasi dengan lingkungan hidup manusia sebagaihabitatnya dan hidupnya tergantung pada kehidupanmanusia</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>SIFAT - SIFAT PARASIT</b></div><div style="text-align: justify;">1. Ecto Parasit ; Parasit yang hidup di permukaan tubuh hospes</div><div style="text-align: justify;">2. Endo Parasit ; Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes</div><div style="text-align: justify;">3. Obligat Parasit : Parasit yang untuk kehidupannya membutuhkan hospes</div><div style="text-align: justify;">4. Fakultatif Parasit : Parasit yang dapat hidup tanpa adanya hospes</div><div style="text-align: justify;">5. Monoxen Parasit : Parasit yang hanya mempunyai satu hospes</div><div style="text-align: justify;">6. Polyxen Parasit : Parasit yang mempunyai banyak hospes</div><div style="text-align: justify;">7. Permanent Parasit ; Parasit yang hidupnya selamanya pada hospes</div><div style="text-align: justify;">8. Periodic Parasit : Parasit yang hidupnya tidak selamanya pada hospes</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>PENGARUH PARASIT TERHADAP HOSPES</b></div><div style="text-align: justify;">1. Hospesnya menderita kerugian( Parasitisme )</div><div style="text-align: justify;">2. Parasitnya menderita kerugian</div><div style="text-align: justify;">3. Terjadi keseimbangan antaraParasit dengan Hospes</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>BENTUK – BENTUK PARASITISME</b></div><div style="text-align: justify;">I. ParasitismeHospes menderita kerugian</div><div style="text-align: justify;">II. KomensalismeHospes tidak menderita kerugian</div><div style="text-align: justify;"> - Mensa = meja , Komensa = turut makan di satu meja</div><div style="text-align: justify;"> 1. Mutualisme Keduanya saling menguntungkan</div> 2. SimbioseBila dipisahkan masing - masing akan merugi<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3k1mjfWovKNveay3cgRFeKyChxyhCAUN5SOD__u45if09q816Lf1pg2cTbN7XhgXZHv26bm6BBzI8ZMAszfSX-uf_Pppe2gK_ICCF5XDzeK24h3yp9MAuh6uRhCmmRof58NzlRe4yN1k/s1600/zooparasit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3k1mjfWovKNveay3cgRFeKyChxyhCAUN5SOD__u45if09q816Lf1pg2cTbN7XhgXZHv26bm6BBzI8ZMAszfSX-uf_Pppe2gK_ICCF5XDzeK24h3yp9MAuh6uRhCmmRof58NzlRe4yN1k/s200/zooparasit.jpg" border="0" height="116" width="200" /></a></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-22690688704907873632010-06-22T07:13:00.001-07:002010-06-22T07:14:42.353-07:00SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)<div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author vcard"> <span style="font-style: italic;">Posted by </span><span style="font-style: italic;" class="fn">LabTechnologist</span><span style="font-style: italic;"> </span></span> <span style="font-style: italic;" class="post-timestamp">on Sunday, December 13, 2009</span> </div> <div class="post-footer-line post-footer-line-2"> <span class="post-labels"> <a href="http://labkesehatan.blogspot.com/search/label/Tes%20Kimia%20Darah" rel="tag"><br /></a> </span> <span class="post-comment-link"> </span> </div></div> <div class="post-body entry-content"><style>.fullpost{display:inline;}</style> <p>SGPT atau juga dinamakan ALT (<span style="font-style: italic;">alanin aminotransferase</span>) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.</p><div class="fullpost"><br />SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT adalah :<br />Laki-laki : 0 - 50 U/L<br />Perempuan : 0 - 35 U/L<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><br />Masalah Klinis</span><br /><br />Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :<br /><ul><li>Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia)<br /></li><li>Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)<br /></li><li>Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.</li></ul><br />Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :<br /><ul><li>Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar<br /></li><li>Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar<br /></li><li>Hemolisis sampel<br /></li><li>Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.<br /></li><li>Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.</li></ul><br /><br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /></div></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-7234409419721479632010-06-22T07:12:00.001-07:002010-06-22T07:12:53.489-07:00SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/sgot-serum-glutamic-oxaloacetic.html">SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)</a> </h3> <div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author vcard"> <span style="font-style: italic;">Posted by </span><span style="font-style: italic;" class="fn">LabTechnologist</span><span style="font-style: italic;"> </span></span> <span style="font-style: italic;" class="post-timestamp">on Sunday, December 13, 2009</span> </div> <div class="post-footer-line post-footer-line-2"> <span class="post-labels"> <a href="http://labkesehatan.blogspot.com/search/label/Tes%20Kimia%20Darah" rel="tag"><br /></a> </span> <span class="post-comment-link"> </span> </div></div> <div class="post-body entry-content"><style>.fullpost{display:inline;}</style> <p>SGOT atau juga dinamakan AST (<span style="font-style: italic;">Aspartat aminotransferase</span>) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak terjadi infark tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya, seperti CK (<span style="font-style: italic;">creatin kinase</span>), LDH (<span style="font-style: italic;">lactat dehydrogenase</span>). Pada penyakit hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu yang lama. </p><div class="fullpost"><br />SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistry analyzer. Nilai rujukan untuk SGOT/AST adalah :<br />Laki-laki : 0 - 50 U/L<br />Perempuan : 0 - 35 U/L<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Masalah Klinis</span><br /><br />Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST :<br /><ul><li>Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa<br /></li><li>Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau primer), distrophia muscularis<br /></li><li>Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru, delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA)</li></ul>Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :<br /><ul><li>Injeksi per intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar SGOT/AST<br /></li><li>Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar SGOT/AST</li><li>Hemolisis sampel darah<br /></li><li>Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), narkotika (kodein, morfin, meperidin), antihipertensi (metildopa/aldomet, guanetidin), metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam (Dalmane), indometasin (Indosin), isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif yang keliru.</li></ul></div></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-53638991092684008922010-06-22T07:01:00.000-07:002010-06-22T07:05:25.206-07:00Berapa SGOT/SGPT mu?????Hepatitis adalah penyakit peradangan atau gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh suatu infeksi atau keracunan. Salah satu gejala yang mudah terlihat pada penderita gangguan fungsi hati adalah kulit dan selaput putih mata yang mungkin akan berubah warna menjadi kuning, sehingga sering disebut oleh masyarakat sebagai penyakit kuning. Warna kuning ini timbul disebabkan oleh cairan empedu yang sudah sangat berlebihan kadarnya di dalam darah.<br /><br />Hepatitis dapat disebabkan oleh keracunan obat atau berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, serta berbagai organisme termasuk kuman dan virus. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati itu sendiri mungkin rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.<br /><br />Kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh juga dapat menimbulkan penyakit hepatitis. Kuman ini masuk ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau air yang tercemar. Di dalam alat-alat pencernaan, kuman tersebut berkembang biak dengan cepat. Kemudian, beberapa parasit ini diangkut melalui aliran darah ke dalam hati, dimana mereka tinggal di dalam kapiler-kapiler darah hati dan menyerang jaringan-jaringan di dekatnya sehingga menimbulkan radang hati.<br /><br />Penyebab yang paling sering menimbulkan penyakit hepatitis adalah infeksi virus hepatitis seperti virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT. Di Indonesia yang banyak ditemukan adalah virus hepatitis A, virus hepatitis B dan virus hepatitis C. Virus hepatitis dapat masuk ke dalam tubuh, terutama melalui makanan atau air yang dikotori oleh virus, tertular akibat tranfusi darah maupun melalui pemakaian alat-alat yang tidak steril di rumah sakit. Hepatitis merupakan penyakit yang lebih sering menjangkiti anak-anak muda. Tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang tidak terjamin dan kurangnya makanan yang sehat sangat memegang peranan dalam menyebabkan timbulnya penyakit ini.<br /><br />Penyakit hepatitis umumnya muncul ditandai dengan timbulnya rasa mual, muntah-muntah, demam, perasaan lemah dan hilang nafsu makan. Hati terasa nyeri apabila diraba atau pun disentuh dari luar. Hal ini umumnya berlangsung selama 10 hari sampai 2 minggu. Dalam beberapa kasus, limpa menjadi besar dan sering merasa gatal hebat di kulit. Cairan empedu mungkin akan terlihat di dalam air seni, terutama selama tahap awal timbulnya penyakit ini. Kadang-kadang, penderita juga menderita diare. Gejala hepatitis tidak tergantung kepada penyebabnya dan sangat bervariasi dari yang tanpa gejala sampai yang berat sekali. Terkadang penderita hepatitis berat, gejala yang dikeluhkannya sangat minim sekali.<br /><br />Untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit hepatitis atau tidak, maka seorang dokter disamping mencari informasi mengenai perjalanan penyakit yang dialami, melakukan pemeriksaan fisik secara teliti juga memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk membantu dalam melakukan diagnosa, antara lain pemeriksaan biokimia/enzimatik, imunologi, dan pencitraan.<br /><br />Salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya terdapat di dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim dengan penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk diagnosa hepatitis antara lain:<br /><br />1. Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT, SGPT, GLDH, dan LDH.<br />2. Enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada kantung empedu (kolestasis) seperti gamma GT dan fosfatase alkali.<br />3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas pembentukan (sintesis) hati misalnya kolinestrase.<br /><br />Secara laboratoris pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal dengan SGPT lebih tinggi dari SGOT (SGOT/SGPT < 0,7). Selain itu gamma-GT lebih kecil dari SGOT. Albumin dan Globulin dalam batas kadar normal. Fosfatase alkali dapat meninggi bila terjadi gejala kolestasis (penyumbatan kantung empedu). Pada hepatitis kronis, dari pemeriksaan laboratoris didapati adanya peningkatan kadar enzim SGPT 5-10 kali lebih tinggi dari kadar normal, dan ratio albumin-globulin terbalik.<br /><br />Untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan, maka perlu diketahui jenis virus yang diduga sebagai penyebab infeksi hati dengan pemeriksaan seroimunologi. Bila pemeriksaan seroimunologis negatif maka perlu dipikirkan penyebab hepatitis lain selain virus, misalnya penyakit hepatitis karena keracunan obat atau zat-zat kimia yang berbahaya.<br /><br />Radang hati merupakan penyakit yang sangat mudah menular sehingga penderita harus benar-benar diasingkan selama taraf penyakit masih aktif. Penyakit ini umumnya akan sembuh setelah 6-8 minggu, namun akan dapat kambuh kembali apabila penderita langsung melakukan aktivitas berat. Penderita hepatitis harus istirahat di tempat tidur selama masih ada gejala-gejala penyakit ini. Makanannya harus mengandung banyak protein dan hidrat arang, tetapi sedikit kadar lemaknya. Makanan yang dapat Anda berikan untuk penderita hepatitis antara lain makaroni, telur, tahu, daging yang tidak bergajih, ayam, ikan, kentang, sayur-sayuran yang mudah dicerna, agar-agar dan buah-buahan apa saja kecuali alpukat. Penderita juga sebaiknya diberi vitamin B kompleks untuk menolong mengembalikan nafsu makannya yang sudah hilang, dan menolong menyembuhkan hati. Penderita harus berhati-hati untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat. Demikian uraian dan sedikit penjelasan dari kami, semoga bermanfaat. Salam. dra astri rozanah (biolog pemerhati masalah kesehatan dan lingkungan)<br /><br />SGOT: Serum glutamic oxaloacetic transaminase, an enzyme that is normally present in liver and heart cells. SGOT is released into blood when the liver or heart is damaged. The blood SGOT levels are thus elevated with liver damage (for example, from viral hepatitis) or with an insult to the heart (for example, from a heart attack). Some medications can also raise SGOT levels. SGOT is also called aspartate aminotransferase (AST).<br /><br />SGPT: Serum glutamic pyruvic transaminase, an enzyme that is normally present in liver and heart cells. SGPT is released into blood when the liver or heart are damaged. The blood SGPT levels are thus elevated with liver damage (for example, from viral hepatitis) or with an insult to the heart (for example, from a heart attack). Some medications can also raise SGPT levels. Also called alanine aminotransferase (ALT).ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-85961906670071200722010-06-22T06:57:00.000-07:002010-06-22T06:59:54.622-07:00Uji Koefisien Fenol<div id="fb_like_button" style="margin: 5px; float: right;"><a style="text-decoration: none;" name="fb_share" type="box_count" href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fpharzone.com%2Fblog%2F50-mikrobiologi%2F108-uji-koefisien-fenol.html&t=Uji%20Koefisien%20Fenol&src=sp"><span class="fb_share_size_Small fb_share_count_wrapper"><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="cursor: pointer;"><span class="FBConnectButton_Text"></span></span></span></a><script src="http://static.ak.fbcdn.net/connect.php/js/FB.Share" type="text/javascript"></script><iframe src="http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http%3A%2F%2Fpharzone.com%2Fblog%2F50-mikrobiologi%2F108-uji-koefisien-fenol.html%3F&layout=button_count&show_faces=0&width=100&action=like&font=arial&colorscheme=light&height=21" style="border: medium none; overflow: hidden; width: 100px; height: 21px;" allowtransparency="true" frameborder="0" scrolling="no"></iframe> </div> <!-- body p { text-align: justify; } --> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';" lang="IN">Tujuan dari praktikum </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';">uji koefisien fenol</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';" lang="IN"> adalah</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';"> untuk mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan dengan memperkirakan potensi dan efektifitas desinfektan berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak terhadap kuman dan </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';" lang="IN">membandingkannya terhadap fenol standard yang disebut koefisien fenol. </span></p> <h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';" lang="IN"><strong>Teori dasar</strong></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> <!--[if gte mso 10]> <mce:style><! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} --> <!--[endif]--></h3> <p style="text-align: justify;">Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit telah menjadi pemikiran para ahli semenjak penyakit-penyakit mulai dikenal. Berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang paling tepat guna menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap benda-benda baik hidup ataupun mati.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-macam, dan pengunaannya pun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda-beda pula. Salah satu jenis anti mikroba dikenal sebagai disinfektan, merupakan suatu zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk maksud disinfeksi pada bahan-bahan tak bernyawa.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam membunuh kuman. Pada konsentrasi rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan permukaannya. Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol dijadikan standar pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu disinfektan.</p> <p><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%; font-family: 'Calibri','sans-serif';"> <span lang="SV"> Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji keefektifannua. Cara menentukan daya sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu biakan <em>Salmonella thyphosa </em>atau <em>Staphylococcus aureus</em>.</span></span></p> <h3><strong>PRINSIP KERJA</strong></h3> <p>Pertumbuhan bakteri uji pada media yang sesuai setelah bakteri tersebut kontak dengan disinfektan dalam waktu 5, 10, dan 15 menit.</p> <h3><strong>Alat dan Bahan</strong></h3> <p>Alat:</p> <ul><li>Tabung reaksi </li><li>Ose/sengkelit </li><li>Pencatat waktu (<em>stopwatch</em>) </li><li>Mc Farland III (109 kuman/ml) </li><li>Vortex </li><li>Stiker label </li><li>Spiritus </li></ul> <p>Bahan:</p> <ul><li>Kaldu nutrisi (Nutrient Broth)</li><li>Air suling steril</li><li><em>Staphylococcus aureus </em>ATCC 25953 dalam agar nutrisi (Gram +) </li><li><em>Salmonella thy</em><em>phosa </em>ATCC 6539 dalam agar nutrisi (Gram -) </li><li>Larutan NaCl fisiologis 0,9%</li><li>Fenol standar</li><li>Desinfektan uji</li></ul> <h3><strong>Prosedur Kerja</strong></h3> <ol><li>Pembuatan media</li></ol> <p>Media kaldu nutrisi (Nutrient Broth) dimasukkan dalam 12 tabung reaksi ukuran 20 x 150 mm, volume masing-masing dibuat 5 ml. Komposisi perliter terdiri dari pepton 10 g, ekstrak daging 5 g, dan NaCl 5 g; pH akhir 6,8.</p> <ol type="1"><li>Pembuatan inokulum</li></ol> <p>Bakteri <em>Salmonella thyphosa</em> atau <em>Staphylococcus aureus </em>sebelumnya telah ditanam pada agar nutrisi (Nutrient Agar) miring dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam.<br />Tahap pengenceran bakteri uji adalah sebagai berikut:</p> <ol type="a"><li>Siapkan tabung reaksi berisi 2 ml NaCl fisiologis 0,9%</li><li>Pindahkan biakan <em>S. thyphosa </em>atau <em>S. aureus </em>tersebut (pilih salah satu) ke dalam larutan NaCl dengan ose, dan setarakan kekeruhannya dengan larutan Mc Farland III (109 kuman/ml)</li><li>Suspensi kuman tersebut kini diperkirakan berisi 109 kuman/ml</li><li>Siapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing berisi 4,5 ml NaCl fisiologis 0,9%</li><li>Pipet 0,5 ml dari suspensi kuman sebelumnya (109 kuman/ml), pindahkan ke salah satu tabung reaksi berisi 4,5 ml NaCl. Suspensi kuman kini berkonsentrasi 108 kuman/ml</li><li>Lakukan pengenceran kedua dengan mengambil 0,5 ml dari suspensi kuman 108 dan memindahkannya ke dalam tabung berisi 4,5 NaCl yang kedua. Suspensi kuman kini berkonsentrasi 107 kuman/ml</li><li>Pengenceran terakhir dilakukan dengan memindahkan 0,5 ml dari suspensi kuman 107 ke dalam tabung terakhir NaCl. Suspensi kuman telah setara dengan 106 kuman/ml. Suspensi bakteri dengan konsentrasi inilah yang akan digunakan untuk melakukan uji praktikum ini.</li></ol> <ol type="1"><li>Pembuatan larutan baku fenol</li></ol> <p>Dibuat larutan persediaan baku fenol 5% dengan cara menimbang 2,5 g fenol dalam 50 ml air suling steril. Kemudian dilakukan pengenceran konsentrasi menjadi 1:80 dengan mempipet 12,5 ml larutan fenol 5% ditambahkan dengan 37,5 ml air suling steril pada tabung steril ukuran 25 x 150 mm.</p> <ol type="1"><li>Pembuatan larutan desinfektan</li></ol> <p>Pengenceran larutan desinfektan dilakukan pada tabung steril berukuran 25 x 150 mm. Tahapannya adalah sebagai berikut:</p> <ol type="a"><li>Siapkan 4 buah tabung steril berisi aquades dengan volume yang berbeda-beda di dalamnya yaitu 9 ml, 7 ml, 4,5 ml, dan 7 ml, secara berurutan</li><li>Lakukan pengenceran pertama dengan mempipet 1 ml larutan desinfektan ke dalam 9 ml air suling sehingga konsentrasi menjadi 1:10</li><li>Pengenceran selanjutnya adalah dengan memindahkan 1 ml desinfektan 1:10 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling. Konsentrasi desinfektan pada tabung ini adalah 1:80</li><li>Pindahkan 0,5 ml desinfektan 1:80 ke dalam 4,5 ml aquades sehingga konsentrasi kini 1:100</li><li>Pipet 0,5 ml desinfektan 1:100 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling sehingga konsentrasi pada tabung ini adalah 1:150</li><li>Desinfektan yang akan dipakai selanjutnya adalah yang konsentrasinya 1:80, 1:100, dan 1:150. Oleh karena itu, samakan volumenya masing-masing menjadi 5 ml</li></ol> <p>Media, bakteri uji, larutan fenol, dan desinfektan telah disiapkan. Dengan demikian kita dapat melakukan inokulasi kuman uji dalam desinfektan dan fenol dengan memperhitungkan waktu kontak 5, 10, dan 15 menit secara akurat. Label 12 tabung berisi Nutrient both dengan menandai F5’, F10’, F15’, DES 1:80 5’, DES 1:80 10’, DES 1:80 15’, DES 1:100 5’, DES 1:100 10’, DES 1:100 15’, DES 1:150 5’, DES 1:150 10’, DES 1:150 15’.</p> <ul><li>Uji Fenol</li></ul> <p>Pipet inokulum berkonsentrasi 106 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam larutan fenol 1:80. Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel F5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung F10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung F15’.</p> <ul><li>Uji I 1:80</li></ul> <p>Pipet inokulum berkonsentrasi 106 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam desinfektan 1:80. Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel DES 1:80 5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES 1:80 10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES 1:80 15’.</p> <ul><li>Uji II 1:100</li></ul> <p>Pipet inokulum berkonsentrasi 106 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam desinfektan 1:100. Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel DES 1:100 5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES 1:100 10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES 1:100 15’.</p> <ul><li>Uji III 1:150</li></ul> <p>Pipet inokulum berkonsentrasi 106 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam desinfektan 1:150. Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel DES 1:150 5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES 1:150 10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES 1:150 15’.<br />Tabung-tabung reaksi uji kemudian dieramkan di dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24-48 jam.<br /> Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap tabung<br /> Pengamatan :</p> <p>(+) keruh : ada pertumbuhan</p> <p>(-) jernih : tidak ada pertumbuhan</p> <p> </p> <h3><strong>S</strong><strong>kema Langkah-Langkah Praktikum</strong></h3> <p style="text-align: center;"><strong><img src="http://pharzone.com/images/stories/blog/pembuatan%20inokulum.jpg" border="0" /></strong></p> <p style="text-align: center;">Gambar 1 : pembuatan inokulum</p> <p style="text-align: center;"><img src="http://pharzone.com/images/stories/blog/fenol%20standar.jpg" border="0" /></p> <p style="text-align: center;">Gambar 2 : pembuatan fenol standar</p> <p style="text-align: center;"><img src="http://pharzone.com/images/stories/blog/pengenceran%20disinfectan.jpg" border="0" /></p> <p style="text-align: center;">Gambar 3 : pengenceran disinfectan</p> <p style="text-align: center;"><img src="http://pharzone.com/images/stories/blog/cara%20inokulasi%20kuman%20uji%20ke%20dalam%20desinfektan.jpg" border="0" /></p> <p style="text-align: center;">Gambar 4 : cara inokulasi kuman ke dalam disinfectan</p> <h3 style="text-align: left;"><strong>Hasil pengamatan</strong></h3> <p>Setelah tabung reaksi diinkubasi padsa suhu 37°C selama 24 - 48 jam, maka didapatkan hasil sebagai berikut:</p> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="582"> <tbody> <tr> <td colspan="2" rowspan="2" valign="top" width="154"> <p align="center">Jenis<br />pengenceran</p> </td> <td colspan="3" valign="top" width="428"> <p align="center">Waktu / menit</p> </td> </tr> <tr> <td valign="top" width="140"> <p align="center"><strong>5</strong></p> </td> <td valign="top" width="154"> <p align="center"><strong>10</strong></p> </td> <td valign="top" width="134"> <p align="center"><strong>15</strong></p> </td> </tr> <tr> <td valign="top" width="97"> <p><strong>FENOL</strong></p> </td> <td valign="top" width="56"> <p>1 : 80</p> </td> <td valign="top" width="140"> <p align="center"><strong>+</strong></p> </td> <td valign="top" width="154"> <p align="center"><strong>+</strong></p> </td> <td valign="top" width="134"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> </tr> <tr> <td valign="top" width="97"> <p><strong>DESINFEKTAN</strong></p> </td> <td valign="top" width="56"> <p>1 : 80</p> </td> <td valign="top" width="140"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> <td valign="top" width="154"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> <td valign="top" width="134"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> </tr> <tr> <td valign="top" width="97"> <p><strong>DESINFEKTAN</strong></p> </td> <td valign="top" width="56"> <p>1 : 100</p> </td> <td valign="top" width="140"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> <td valign="top" width="154"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> <td valign="top" width="134"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> </tr> <tr> <td valign="top" width="97"> <p><strong>DESINFEKTAN</strong></p> </td> <td valign="top" width="56"> <p>1 : 150</p> </td> <td valign="top" width="140"> <p align="center"><strong>+</strong></p> </td> <td valign="top" width="154"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> <td valign="top" width="134"> <p align="center"><strong>_</strong></p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> <h3><strong>Perhitungan</strong><strong> </strong></h3> <p><br />Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor pengenceran tertinggi desinfektan dengan faktor pengenceran tertinggi baku fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri uji dalam jangka waktu 10 menit, tetapi tidak membunuh dalam jangka waktu 5 menit.</p> <h3><strong>PEMBAHASAN</strong><strong> </strong></h3> <p><br />Dari pengamatan praktikum kali ini didapatkan hasil tes fenol 1:80, suatu desinfektan dengan konsentrasi 1:80, 1:100, dan 1:150. Tes fenol dengan pengenceran 1:80 pada tabel di atas menunjukkan bahwa kuman masih hidup sampai menit ke-10 namun setelah 15 menit, kuman tersebut mati. Hal ini cukup rasional oleh karena semakin lama fenol tersebut bekerja, semakin efektif pula daya disinfeksinya.<br />Pada pengenceran suatu desinfektan 1:80, tidak terdapat kuman sama sekali dari menit ke-5 sampai menit ke-15. Dengan hasil tersebut, asumsi kami adalah desinfektan ini memiliki kefektifitasan yang cukup bagus sehingga dapat langsung membunuh kuman dengan cepat.<br />Sementara pada pengenceran 1:100, tabung reaksi juga tidak menampakkan kekeruhan dan disimpulkan bahwa tidak ada bakteri yang hidup.<br />Namun pada pengenceran desinfektan yang terakhir, yaitu 1:150, terdapat kekeruhan di menit ke-5 tetapi tidak pada menit ke-10 dan ke-15. Kekeruhan pada pengenceran terakhir ini menimbulkan keraguan pada hasil dari pengenceran 1:100, atau pada pengenceran 1:150 ini.<br />Oleh karena kesalahan yang kami lakukan pada praktikum ini, kita tidak dapat melakukan perhitungan koefisien fenol.Terjadinya hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor kemungkinan. Faktor-faktor kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan kami antara lain adalah:</p> <ul><li>Pengerjaan praktikum secara paralel</li></ul> <p>Kegagalan yang terjadi dalam praktikum ini mungkin juga disebabkan oleh pengerjaan tabung Uji Disinfektan secara paralel yang saat itu dimaksudkan untuk mempersingkat waktu pengerjaan. Pengerjaan secara paralel tersebut telah mengakibatkan ketidakakuratan dan ketidaktelitian perhitungan waktu yang diperlukan.</p> <ul><li>Ketidakakuratan dalam pengambilan kuman menggunakan ose</li></ul> <p>Dalam menginokulasi kuman uji terhadap desinfektan, kami memindahkan kuman tersebut hanya dengan 1 ose. Dengan penggunaan ose, terdapat kemungkinan kuman tidak terangkat sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Sebab pada percobaan kami, banyak kuman yang mati. Pengambilan kuman dengan 2 ose mungkin dapat lebih akurat.</p> <ul><li>Penggunaan spiritus yang berlebihan</li></ul> <p>Banyaknya kuman yang mati juga dapat disebabkan terlalu seringnya dilakukan flambir pada pembuatan inokulum dan pada penginokulasian kuman uji terhadap desinfektan. Kuman <em>S. aureus </em>dan <em>S. thyphosa</em> tumbuh optimum pada suhu 37°C, oleh karena itu tidak diperlukan suhu panas yang berlebihan.</p> <ul><li><span style="text-decoration: underline;">Pengenceran desinfektan yang tidak akurat</span></li></ul> Pada percobaan kali ini, kami mungkin juga melakukan kesalahan ketika melakukan pengenceran desinfektan ke dalam 1:80, 1:100, 1:150. Pengenceran yang dilakukan tidak akurat, yaitu terlalu banyak desinfektan yang terkandung dalam 1:80 atau 1:100, sehingga desinfektan terlalu pekat dan tidak sebanding dengan jumlah kuman yang dibiakkary_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-63510797008937582892010-06-21T05:30:00.000-07:002010-06-21T05:31:38.483-07:00Trichomonas vaginalis<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Klasifikasi :</span><br /><div style="text-align: justify;">Class: Flagellata<br />Family: Trichomonadidae<br />Genus: Trichomonas<br />Speciees: Trichomonas vaginalis<br />Trichomonas hominis<br />Trichomonas faetus<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Sejarah dan Penyebaran :</span><br />Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari vagina wanita dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan Trichomonas vaginalis. Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi pria dan wanita. Penyebab terjadinya keputihan pada wanita. Biasa disebut leukorrhoe atau flour albus.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Morfologi :</span><br /><ul><li>Mempunyai ukuran antara 15 - 20 mikron x 10 mikron</li><li>Tidak berwarna dan bentuknya cuboid</li><li>Sitoplasmanya bergranula dimana granula tersebut pada umumnya terletak di sekitar custa dan axostyle</li><li>Membran bergelombang berakhir pada pertengahan tubuh, jadi tidak mempunyai flagela bebas</li><li>Sitostoma tidak ada</li><li>Habitat pada vagina bagian atas serta prostat dan seki¬tarnya</li><li>Makanannya adalah kuman-kuman, sel-sel vagina dsb</li><li>Trichomonas Vaginalis hanya dapat hidup pada pH > 5,5 - 7,5 </li></ul><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Biologi</span><br />Parasit hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5, tetapi bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat tumbuh baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Patologi</span><br />Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste.<br />Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Diagnosis dan pengobatan</span><br />Diagnosis bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi penderita. Dapat juga dilakukan dengan tes haemaglutination indirek (tidak langsung).Pengobatan dengan cara oral seperti metronidazole biasanya dapat sembuh dalam waktu 5 hari. Dapat terjadi reinfeksi kembali melalui hubungan kelamin. Obat suppositoria dan “douches” cukup baik dilakukan untuk membuat pH vagina menjadi asam. Pasangan sex juga harus diobati bersamaan untuk mencegah terjadinya reinfeksi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Pemeriksaan Sedimen Urine :</span><br />Trichomonas adalah parasit yang sering ditemukan dalam sedimen urine. Biasanya, sel didapat karena cemaran dari alat genitalia. Tetapi dalam literatur disebutkan bahwa Trichomonas harus dilaporkan karena kasus-kasus dari kolonisasi vesical dan prostata oleh organisme ini.<br />Identifikasi Trichomonas yang hidup mudah dilakukan karena dalam sedimen urine segar terlihat bergerak. Identifikasi Trichomonas yang tak bergerak mungkin akan sedikit mengalami kesulitan dan sedikit ditemukan dalam sedimen urine. Bentuk khas dari Trichomonas berupa seperti buah pir, memiliki flagella, inti satu pada anterior, pada ekor terdapat flagella, bergerak dalam sedimen urine kadang berputar-putar. Dalam keadaan hidup sulit atau lemah menyerap zat warna Sternheimer malbin’s, sedangkan dalam keadaan mati berwarna ungu kemerahan. Ditemukan parasit ini harus diidentifikasi dan dicocokkan dengan morfologi yang ada dalam literatur parasitologi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Keputihan :</span><br />Cairan *Censored disebut tidak normal manakala memiliki ciri-ciri, jumlahnya berlebihan, berbau amis/apek, menyebabkan gatal dan nyeri di sekitar daerah kelamin, berwarna putih susu/ kuning tua/ cokelat/ kehijauan/ kemerahan, dan menimbulkan kelainan pada daerah kelamin luar seperti benjolan atau luka. Ketidaknormalan itu bisa disebabkan karena faktor infeksi dan bukan infeksi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Fisiologi :</span><br />Vagina memiliki mekanisme perlindungan terhadap infeksi. Kelenjar pada vagina dan serviks / leher rahim menghasilkan sekret yang berfungsi sebagai sistem perlindungan alami dan sebagai lubrikan mengurangi gesekan dinding *Censored saat berjalan & saat berhubungan seksual. Jumlah sekret yang dihasilkan tergantung dari masing-masing wanita. Dalam keadaan normal, kadang jumlah sekret dapat meningkat seperti saat menjelang ovulasi, stres emosional dan saat terangsang secara seksual. Selain itu, terdapat flora normal basil doderlein yang berfungsi dalam keseimbangan ekosistem pada *Censored sekaligus membuat lingkungan bersifat asam (pH 3.8-4.5) sehingga memiliki daya proteksi yang kuat terhadap infeksi.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Faktor Resiko :</span><br />Pada beberapa keadaan tertentu seperti perubahan hormonal pada kehamilan dan penggunaan pil KB, obat-obatan seperti steroid dan antibiotik, hubungan seksual dsb dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami keputihan yang tidak normal.<br /><br />Keputihan karena Trichomonas vaginalis :<br />Keputihan berupa sekret berwarna kuning-hijau, kental, berbusa dan berbau tidak enak (malodorous). Kadang keputihan yang terjadi menimbulkan rasa gatal dan iritasi pada daerah intim.<br /><br /><br />Agar terhindar dari keputihan yang tidak normal :<br /><ol><li>Menjaga kebersihan genitalia. "Selesai buang air kecil bersihkan dengan air, arahnya dari depan (kandung kemih) ke belakang (anus)," supaya tidak menginfeksi bakteri anus ke vagina anda.</li><li>Memilih pakaian dalam yang tepat, sebaiknya dari bahan nylon. Rutinlah mengganti pakaian dalam setiap hari. Begitupula jika memakai pantyliners, jangan sampai seharian penuh.</li><li>Menghindari berat badan berlebih dan tidak makan terlalu banyak makanan yang tinggi kandungan gulanya.</li><li>Melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur, termasuk deteksi dini kanker serviks. Idealnya setahun sekali, khususnya bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.</li><li>Jangan sembarangan buang air kecil ditempat umum, pastikan di WC umum menggunakan sabun dan diserap sisa air dengan tissue kering untuk mengurangi resiko infeksi. Dapat juga menggunakan air aqua gelas untuk mencuci alat kelamin.</li><li>Hindari penggunaan antibiotika dan obat-obatan dalam jangka lama, karena menyebabkan terjadinya perubahan populasi normal dalam lumen tubuh terutama di alat kelamin dan usus.</li></ol></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-37641435431151358282010-06-21T02:22:00.001-07:002010-06-21T02:22:45.654-07:00Solusi Koneksi Internet Manual ke PC menggunakan Kartu Indosat<div class="snap_preview"><p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span style="font-size:180%;"><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;">Bagi yang sedang melakukan koneksi internet secara manual ke PC/laptop menggunakan kartu indosat, pasti sering mengalami masalah-masalah seperti dibawah ini, berikut solusinya:</span></span></p> <p><span id="more-391"></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Error 692 </strong>: Ini disebabkan karena modem yang dipilih tidak sesuai dengan kemampuan modem dari hp tersebut contoh modem yg dipilih yaitu standard 56000 bps padahal modem di hpnya hanya mampu maximum 33600 bps (byte per second).</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Solusi </strong><span> </span>:<span> </span>Ubah model modem sehingga sesuai dengan kemampuan modem hpnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Error 718</strong> :<span> </span>Ini disebabkan karena Extra Settings di modemnya belum diisi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Solusi<span> </span></strong><span> </span><span> </span>: <span> </span>Masukan Extra Settings <strong>AT+CGDCONT=1,”ip”,”satelindogprs.com”</strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Error 797 </strong>:<span> </span>Ini disebabkan karena modem belum terinstall secara benar.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Solusi<span> </span><span> </span></strong><span> </span>: <span> </span>Ulangi proses instalasi modem dari control panel sehingga modem dapat terdeteksi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;">Jika muncul error seperti ini pada saat akan melakukan diagnostic atau query modem, ini disebabkan karena modem di hp belum terupdate dengan instalasi yang baru dilakukan di control panel.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;"><strong>Solusi</strong> : Matikan hp dalam kondisi tersambung dengan kabel data (jika koneksinya melalui kabel) lalu aktifkan kembali (restart) kemudian ulangi lagi proses diagnostic / query modem di control panel.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; margin: 0pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Error 619</strong> :<span> </span>Sama dengan error 692 dan 718 diatas.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Solusi<span> </span><span> </span></strong><span> </span>:<span> </span>Sama dengan solusi 692 dan 718 diatas.<span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Error 734</strong> : Ini disebabkan karena ketika mendial salah memasukan nomor teleponnya (<em>phone number</em>) atau bisa juga karena Extra Settings belum dimasukan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: -63pt; text-align: justify; margin: 0pt 0pt 0pt 63pt;"><strong>Solusi </strong><span> </span><span> </span><span> </span>: <span> </span>Pastikan nomor telepon (<em>phone number</em>) yang diisi adalah *99***1# lalu lakukan dial kembali.</p> </div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-585152699678178262010-06-21T02:20:00.000-07:002010-06-21T02:22:07.796-07:00Cara Setting GPRS (internet) di HP Dual Mode (China-Korea)HP Dual-Mode tidak perlu melakukan settingan GPRS, karena Sudah ada settingan GPRS bawaan dari pabrik, yang kita harus lakukan adalah memilih profil wap yang akan kita gunakan berdasarkan provider yang kita gunakan. Langka2nya sebagai berikut :<span id="more-714"></span><div class="snap_preview"> <p>1. Masuk Ke Pengaturan (Setting)</p> <p>2. Pilih Layanan dan Internet</p> <p>3. Pilih WAP</p> <p>4. Pilih pengaturan, biasanya didalam pengaturan ada menu : Pilih SIM, Ubah Acount, Pilihan Browser, Hapus Cache dan Hapus Cokies</p> <p>5. Pilih SIM ( SIM1 atau SIM2), co : pilih SIM2</p> <p>6. kemudian Kembali kepengaturan</p> <p>7. pilih ubah Acoount</p> <p>8. Pilih SIM (SIM1 atau SIM2), co : Pilih SIM2</p> <p>9. Pilih Profil Internet sesuai provider yang digunakan, IndosatGprs, XlGprs, Telkomsel data dll</p> <p>maka secara otomatis anda sudah dapat menggunakan layanan internet di HP anda, Selamat mencoba !!</p> </div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-42521928365128901292010-06-21T02:15:00.000-07:002010-06-21T02:20:09.157-07:00Perbaiki HP NOKIA ANDA..!!!!!!<h2><a href="http://callbowo.wordpress.com/2009/04/22/cara-instal-ulang-software-hp-nokia/" rel="bookmark" title="Cara Instal Ulang Software HP NOKIA">Instal Ulang Software HP NOKIA</a></h2> <div class="snap_preview"><p>Sebelumnya saya pernah membahas cara instal ulang HP Nokia. Cara kemarin adalah Cara untuk merestart HPnya saja, tidak memperbaiki atau mengintsal ulang software Nokia anda. Ada cara lain untuk memperbaiki software nokia anda jika mengalami kerusakan atau terkena virus. Cara ini biasa dilakukan teknisi Nokia Care. Caranya sebagai berikut<span id="more-465"></span></p> <p>1. Dalam keadaan HP mati, anda tekan *3yes/ok dalam waktu bersamaan. Pastikan anda menekan secara bersamaan</p> <p>2. Nanti muncul pilihan negara, anda tnggal memasukan negara tempat anda membeli HP. Kalau langsung kembali kemenu semula, berarti belum berhasil. Ulangi kembali</p> <p>Selamat Mencoba</p><p></p></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-90420468160655064292010-06-19T23:33:00.001-07:002010-06-19T23:33:20.047-07:00Identifikasi Staphylococcus aureus<div class="post-header"> </div> <span style="font-weight: bold; font-size: 130%;">Bahan Pemeriksaan:</span><br />1. Klinis ; Pus/nanah hijau, hapus luka.<br />2. Makanan ; Bahan makanan suspek penyebab racun.<br /><span style="font-size: 130%;"><br /><span style="font-weight: bold;">Skema Pemeriksaan:</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">A. Hari Pertama</span><br /> 1. Pemeriksaan mikroskopik : dilakukan pewarnaan metode Gram.<br /> Hasil Pemeriksaan :<br /> a. Bentuknya Coccus/bulat<br /> b. Ukurannya berdiameter 0,8-1 um<br /> c. Susunannya 2-2, 4-4, bergerombol seperti <span style="font-weight: bold;">buah anggur<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUA0a0vVHVfsLvRSg-tcMDDLriPjIYRvEC1CPLh6FPQS4F83aai4onUrSv48NQTXM2MeHqs_q6dVWQzdrl_SEqIWN5AQbUPIhgeJFKx_c2STPS2BwREK31cgjXQUJNejS5T1r9PVy7460y/s1600-h/Staphylococcus.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 192px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUA0a0vVHVfsLvRSg-tcMDDLriPjIYRvEC1CPLh6FPQS4F83aai4onUrSv48NQTXM2MeHqs_q6dVWQzdrl_SEqIWN5AQbUPIhgeJFKx_c2STPS2BwREK31cgjXQUJNejS5T1r9PVy7460y/s320/Staphylococcus.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314507521100519586" border="0" /></a><br /> <span style="font-size: 100%;"> 2. Isolasi<br /> Sampel bahan pemeriksaan di isolasi dalam media dan di inkubasi dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 24 jam.<br /> a. Biakan pada Agar Darah<br /> b. Biakan pada MSA (Manitol Salt Agar)<br /> c. Biakan pada TSB (Trypticase Soy Broth/Kaldu trypticase & pepton)</span><span style="font-weight: bold; font-size: 100%;"><span style="font-size: 85%;"><br /><span style="font-size: 130%;"><br /><span style="font-size: 100%;">B. Hari Kedua</span><br /><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span></span></span>Pengamatan koloni pada media:<br /> a. Media Agar Darah: Koloni berwarna kuning keemasan, halus, licin & berpigmen.<br /> b. Media MSA : Koloni berwarna kuning, bersifat manitol fermenter,<br /> c. Media TSB : Bakteri tumbuh dan membuat larutan media keruh homogen.<span style="font-weight: bold; font-size: 100%;"><span style="font-size: 85%;"><span style="font-size: 130%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br /> <br /> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Koloni yang tumbuh pada Agar darah dipilih sesuai kriteria dan dibuat subkultur pada agar darah untuk mendapat koloni bakteri yang murni.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 130%;"><span style="font-size: 100%;">C. Hari Ketiga</span><br /> </span></span><span style="font-size: 100%;">Koloni pada subkultur di lakukan uji biokimia, uji serologi & uji sensitivitas.<br /> a. <span style="font-weight: bold;">Uji Biokimia</span>: Bakteri di isolasi kedalam media bontrey panjang.<br /> b. <span style="font-weight: bold;">Uji Serologi</span>: CPT (Coagulation Plasma Test), 1 ose koloni + 1 ose plasma sitrat, campurkan, amati dalam 2 menit. Hasil positif dengan indikasi cairan jernih dengan terbentuknya butiran-butiran halus.<br /> c. <span style="font-weight: bold;">Uji Sensitivitas</span>: metode cakram Kirby Bauer menggunakan media Muller Hinton agar. Antibiotik yang digunakan adalah Novobiocin 30.</span><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 130%;"><span style="font-size: 100%;"><br /></span><span style="font-weight: bold;"> <br /><span style="font-size: 100%;">D. Hari Keempat</span><br /> </span></span></span><span style="font-size: 130%;"><span style="font-size: 100%;">Amati hasil inkubasi bontrey panjang untuk uji biokimia dan media Muller Hinton agar untuk uji sensitivitas.<br /> a. Uji Biokimia : Glukosa (+) dan Manitol (+)<br /> b. Uji Sensitivitas : Diameter zona hambat<br /> -sensitif : > 16mm<br /> -intermediet : > 13-15mm<br /> -resisten : > 13mm</span></span></span>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-22396642822256752662010-06-19T23:29:00.002-07:002010-06-19T23:32:17.275-07:00Metabolisme Karbohidrat<div class="post-header"> </div> <span style="font-weight: bold;">1. Terminologi yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">a. </span>Glikogenesis : proses pembentukan glikogen terutama di hati dan otot dari glukosa hasil metabolisme karbohidrat.<br /><span style="font-weight: bold;">b.</span> Glikogenolisis : Pemecahan glikogen menjadi glukosa<br /><span style="font-weight: bold;">c.</span> Glukoneogenesis : Pembentukan glukosa bukan dari karbohidrat. Bisa dari lemak & protein.<br /><span style="font-weight: bold;">d.</span> Glukolisis : proses pemecahan glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.<br /><span style="font-weight: bold;">e. </span>Lipogenesis : pembentukan lemak dari karbohidrat.<br /><span style="font-weight: bold;">f.</span> Lipolisis : pemecahan lemak menghasilkan asam lemak.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Pencernaan - Penyerapan Makanan</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">a.</span> Mulut : amilum dengan bantuan enzim ptialin dirubah menjadi dekstrin dan maltosa<br /><span style="font-weight: bold;">b.</span> Lambung : proses pencernaan berlangsung dengan bantuan asam lambung/HCl, enzim ptialin di inaktifasi oleh asam lambung.<br /><span style="font-weight: bold;">c. </span>Duodenum :<br />Makanan yang masuk ke duodenum merangsang pankreas menghasilkan Natrium Bikarbonat (NaHCO3) dan Amilase pankreas (Amilopsin). Makanan tersebut dirubah menjadi disakarida dan monosakarida.<br />- disakarida : diproses dengan enzim disakaridase (maltose, laktose dan sukrase) menjadi monosakarida<br />- monosakarida : diserap secara difusi dan transfer aktif edalam ileum & jejenum lalu diteruskan ke hati lewat vena porta.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><br />3. Metabolisme glukosa</span><br /><br />Adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan ATP sebagai cadangan energi.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Regulasi Glukosa dalam darah</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">a. </span>Insulin - Dihasilkan oleh sel-sel beta pulau-pulau langerhans di pankreas. Berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa di dalam darah.<br /><span style="font-weight: bold;">b. </span>Glukagon - Dihasilkan oleh sel-sel alfa pulau-pulau langerhans di pankreas. Berfungsi untuk menaikkan kadar glukosa di dalam darah.<br /><span style="font-weight: bold;">c. </span>Epinefrin - Dihasilkan oleh medula pararenalis / anak ginjal<br /><span style="font-weight: bold;">d. </span>Glukokortikoid (Kortison) - Dihasilkan oleh korteks medula pararenalis<br /><span style="font-weight: bold;">e. </span>Tiroksin / Thyroxine (T4)<br /><span style="font-weight: bold;">f. </span>Growth Hormonery_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-57781678105694179182010-06-19T23:29:00.001-07:002010-06-19T23:29:16.097-07:00Membuat Serum<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://dikakigunungitu.blogspot.com/2009/03/membuat-serum.html">Membuat Serum</a> </h3> <div class="post-header"> </div> <span style="font-weight: bold;">Prinsip :</span><br /><br />Darah dibiarkan membeku sehingga fibrinogen berubah menjadi fibrin. Darah yang membeku tersebut lalu akan terpisah menjadi bagian serum dan koagulum (sel-sel darah yang membeku).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Cara Kerja :</span><br /><br />1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan<br />2. Ambil darah dari pembuluh vena sebanyak 3 cc (atau yang diperlukan)<br />3. Masukkan darah kedalam tabung reaksi atau tabung sentrifuge lewat dinding tabung<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvI-WQu2YxbXKgEqeaXEt8XcArrDwkmtGq42ZF1AlUorjS3X3pXAQXxhue8XvQClJFdWC1oXxnPHBhauLMoNMphhdriFSgXZ4PU_zRR-3L3e1cfo3UzQH2bWxlMVD5X9AdTdulR8L7eBcf/s1600-h/cent+tube.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvI-WQu2YxbXKgEqeaXEt8XcArrDwkmtGq42ZF1AlUorjS3X3pXAQXxhue8XvQClJFdWC1oXxnPHBhauLMoNMphhdriFSgXZ4PU_zRR-3L3e1cfo3UzQH2bWxlMVD5X9AdTdulR8L7eBcf/s320/cent+tube.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316772488915065874" border="0" /></a>4. Darah dibiarkan membeku didalam tabung pada suhu kamar selama 1 jam<br />5. Setelah membeku usahakan darah tidak menempel pada dinding tabung dengan cara mengailnya menggunakan lidi.<br />6. Sentrifuge darah tersebut dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5xkktuQfqGTXJcgtymyy4W71HErmKUrXbka-fyrU9iGtWn7MiV438clCxgQyCgR7QtRySNrBXbyFXzX9UsPRUaL-0kog7poK7-fYSe_aqwvx7rynCl2TRPMY4kKaq6D3YRoThrJwkVR76/s1600-h/Hettich_EBA20_Portable_Centrifuge.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 249px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5xkktuQfqGTXJcgtymyy4W71HErmKUrXbka-fyrU9iGtWn7MiV438clCxgQyCgR7QtRySNrBXbyFXzX9UsPRUaL-0kog7poK7-fYSe_aqwvx7rynCl2TRPMY4kKaq6D3YRoThrJwkVR76/s320/Hettich_EBA20_Portable_Centrifuge.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316772493606824850" border="0" /></a>7. Setelah disentrifuge, pisahkan serum / bagian cair dari bekuan menggunakan pipet kedalam tabung lain.ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-80590721384365602222010-06-19T23:28:00.001-07:002010-06-19T23:28:46.941-07:00Imunoserologi<div class="post-header"> </div> <span style="font-size: 130%;">Imunoserologi</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Definisi </span>:<br />Studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan akibat pengenalan zat asing dan usaha netralisasi, eleminasi & metabolisme zat asing dan produknya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mekanisme Sistem Imun</span> :<br />- Reaksi Imun Spesifik meliputi reaksi humoral dan reaksi seluler<br />- Reaksi Imun Non-Spesifik meliputi reaksi humoral dan reaksi seluler<br />- Interaksi antara reaksi imun spesifik dan non-spesifik<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Fungsi Kekebalan Tubuh</span> :<br />- Pertahanan Tubuh<br />- Homeostasis (Keseimbangan tubuh)<br />- Surveillance, Penjagaan supaya tubuh mendeteksi lebih dini, tidak selalu saat adanya infeksi baik intrinsik maupun ekstrinsik)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Zat Asing</span> :<br />- Mikroorganisme (bakteri, virus, parasit, jamur)<br />- Sel Tumor<br />- Sel / Jaringan Alogen : merupakan sel yang dicangkokkan dan memiliki faktor genetik yang berbeda contohnya tranfusi darah, cangkok ginjal.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://arditobook.pbwiki.com/f/255px-Antibody.svg.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 255px; height: 360px;" src="http://arditobook.pbwiki.com/f/255px-Antibody.svg.png" alt="" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Beberapa Istilah</span> :<br />- <span style="font-style: italic;">Antigen</span> = Molekul yang bereaksi dengan antibodi / imunosit. TIdak harus membangkitkan respon imun.<br />- <span style="font-style: italic;">Imunogen</span> = Molekul yang membangkitkan respon imun.<br />- <span style="font-style: italic;">Hapten </span>= Molekul berukuran kecil dan tidak imunogenik. Dapat bereaksi dengan antibodi yang timbul akibat stimulasi hapten bersangkutan yang terikat molekul carrier.<br />- Epitop = Bagian antigen yang bereaksi dengan antibodi.<br />- Paratop = Bagian antibodi yang bereaksi dengan antigen.<br />- Antibodi = Molekul yang disintesis oleh sel B - sel plasma. (Imunoglobulin, bentuk soluble dari reseptor antigen pada sel B)ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-91356582549071653922010-06-19T22:24:00.001-07:002010-06-19T22:24:54.945-07:00Pediculus Humanus Capitis<div style="text-align: center; font-weight: bold; color: rgb(255, 153, 102); font-family: georgia;"><span style="font-size: 180%;">PEDIKULOSIS KAPITIS<br /></span></div><br />I. PENDAHULUAN<br />Pedikulosis kapitis adalah suatu infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis.1-4 Selain menyerang kulit dan rambut kepala, pedikulosis dapat pula menyerang badan oleh Pediculus humanus var corporis dan menyerang daerah pubis oleh Phtyrus pubis.1,5,6<br />Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia tanpa adanya batasan umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi & status sosial.7-9 Gejala utama yang sering ditemukan adalah gatal pada kulit kepala terutama pada bagian belakang telinga dan tengkuk. Pedikulosis kapitis disebut juga kutu kepala atau head lice,10<br /><br />II. EPIDEMIOLOGI<br />Penyakit pedikulosis kapitis dapat ditemukan di seluruh dunia pada semua usia terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Insidens tertinggi pada usia sekitar 3 – 12 tahun. Pedikulosis kapitis lebih sering timbul pada wanita dibandingkan pria.7,8<br />Penularan penyakit ini lebih sering melalui kontak kepala dengan kepala, namun dapat juga melalui benda-benda seperti sisir, topi, bantal, dan asesoris rambut yang dipakai secara bergantian.3,8 Higienitas yang buruk juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit ini, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang panjang pada wanita.5,9,11<br /><br />III. ETIOLOGI<br />Penyakit pedikulosis kapitis disebabkan oleh parasit subspecies Pediculus humanus var. capitis. Parasit ini termasuk dalam golongan filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Phthiraptera, subordo Anoplura, family Pediculidae dan species Pediculus humanus.7,12<br /><br />Siklus hidup Pediculus humanus capitis melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Satu kutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 – 150 telur. Telur berbentuk oval dan umumnya berwarna putih atau kuning.13 Telur diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung makin terdapat telur yang lebih matang. Telur kutu membutuhkan 8 – 9 hari untuk menetas.2,4<br />Telur yang menetas akan menjadi nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa, namun dalam ukuran kecil. Nimfa akan menjadi dewasa 9 – 12 hari sesudah menetas. Untuk hidup, nimfa harus memperoleh makanan berupa darah.2<br />Pediculus humanus capitis berbentuk seperti biji wijen dengan panjang sekitar 1 – 2 mm, tidak bersayap, memipih di bagian dorsoventral dan memanjang. Parasit ini memiliki 3 pasang kaki yang disesuaikan sebagai pengepit rambut dan mulut pengisap kecil di bagian anterior yang menjadi bagian untuk mendapatkan darah. Kutu kepala dapat merayap dengan cepat, di atas 23 cm/menit. Kutu dewasa dapat bertahan hidup sekitar 30 hari di kepala manusia. Kutu dapat mati dalam 1 – 2 hari setelah jatuh dari rambut.1,14<br />Kutu kepala terdiri atas kutu jantan dan betina. Kutu betina dibedakan dengan kutu jantan berdasarkan ukuran tubuh yang lebih besar dan adanya penonjolan daerah posterior yang membentuk huruf V yang digunakan untuk menjepit sekeliling batang rambut ketika bertelur. Kutu jantan memiliki pita berwarna coklat gelap yang terbentang di punggungnya.1<br />IV. PATOGENESIS<br />Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk rmenghilangkan rasa gatal. Sepanjang siklus kehidupannya, larva dan kutu dewasa menyimpan kotorannya di kulit kepala, yang akan menyebabkan timbulnya rasa gatal. Selain itu gatal juga ditimbulkan oleh liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Garukan yang dilakukan untuk menghilangkan gatal akan menyebabkan terjadinya erosi dan ekskoriasi sehingga memudahkan terjadinya infeksi sekunder.1,9<br /><br />V. GAMBARAN KLINIS<br />Gejala awal yang dominan adalah rasa gatal pada kulit kepala. Rasa gatal dimulai dari yang ringan sampai rasa gatal yang tidak dapat ditoleransi.1,5 Lesi papul yang gatal biasanya terdapat pada daerah belakang telinga dan bagian tengkuk leher, akibat garukan pada kulit kepala akan terjadi erosi dan ekskoriasi. Adanya infeksi sekunder yang berat menyebabkan terbentuknya pustul, abses.6<br />VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG<br />Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis :<br />- Pemeriksaan mikroskop dapat mengkonfirmasi diagnosis. Dengan pemeriksaan mikroskop dapat terlihat kutu dewasa dengan 6 kaki, yang tebalnya 1-4 mm, tidak bersayap, berwarna abu-abu berkilat sampai merah jika menghisap darah.3,7<br />- Pemeriksaan dengan lampu wood pada daerah yang terinfestasi memperlihatkan fluoresensi kuning-hijau dari kutu dan telur.3, 4<br /> <br />Pemeriksaan histologi: Pemeriksaan histologi jarang dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Hasil dari biopsi memperlihatkan perdarahan intradermal dan infiltrat yang dalam berbentuk baji dengan banyak eosinofil dan limfosit.7<br />VII. DIAGNOSA<br />Diagnosis pedikulosis kapitis dapat ditegakkan melalui inspeksi pada kulit kepala dan rambut, dengan menemukan kutu atau telur berwarna abu-abu berkilat. Kutu dan telur tersebut dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan mikroskop.1,3<br /><br />VIII. DIAGNOSIS BANDING<br />a. Dermatitis seboroika<br /> Dermatitis seboroik memberikan gambaran klinis berupa daerah eritema dan skuama pada daerah kepala dan terasa gatal oleh penderita. Dapat dibedakan dengan pedikulosis kapitis dengan tidak ditemukannya telur atau kutu pada daerah kepala yang gatal.19,20<br />b. Impetigo krustosa<br />Impetigo krustosa disebabkan oleh Staphylococcus B hemolyticus ditandai dengan eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu.18<br />C. Tinea kapitis<br />Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala dimana terdapat kelainan berupa lesi bersisik, kemerahan, kerion, dan gatal. Pada pemeriksaan dengan KOH, akan didapatkan spora dan hifa yang merupakan elemen jamur yang merupakan penyebab tinea kapitis.23, 24<br />IX. PENATALAKSANAAN<br />1.Pedikulosid<br />a. Permethrin(1%)<br />Permethrin 1% cream rinse diberikan ke kulit kepala dan rambut. Awalnya rambut dicuci dengan shampoo nonconditioner kemudian dikeringkan dengan handuk. Lalu diberikan Permethrin 1% cream rinse selama 10 menit kemudian dibilas. Hal ini diperkirakan dapat membasmi sekitar 20%-30% dari telur. Tetapi, disarankan agar pemakaiannya diulang apabila kutu masih terlihat pada 7-10 hari setelahnya. Permethrin mempunyai keuntungan efek toksin yang rendah dan pengobatannya cepat.16,17<br />b. Pyrethrin<br />Pyrethrin diperoleh dari suatu sari alami bunga chrysanthemum. Pyrethrin yang dikombinasi dengan piperonyl butoxide adalah neurotoksik untuk kutu tetapi kurang toksik terhadap manusia. Produk ini seperti shampoo dimana diberikan pada rambut yang kering dan didiamkan selama 10 menit sebelum dibilas. Penggunaan dapat diulang 7-10 hari kemudian untuk membasmi kutu kepala yang baru.16,17<br />c. Malathion<br />Obat malathion organophosphate adalah suatu penghambat cholinesterase dan telah digunakan selama 20 tahun untuk pengobatan kutu kepala9. Malathion 0,5% atau 1% yang digunakan dalam bentuk losio atau spray. Caranya : malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat (serit). Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur.1,7,10<br />d. Lindane(1%)<br />Lindane adalah organochloride yang mempunyai efek toksik terhadap CNS (Central Nervous System) apabila penggunaannya tidak benar. Penggunaannya seperti shampoo dan dapat didiamkan kurang lebih selama 10 menit dengan pemakaian yang berulang dalam 7-10 hari. Dalam beberapa tahun kasus resisten pernah dilaporkan diseluruh dunia. Oleh karena adanya efek toksik terhadap CNS yang dapat menyebabkan serangan dan kematian,sehingga penggunaan lindane terhadap pasien harus dibatasi.16,17<br />e. Krotamiton(10%)<br />Krotamiton 10% dalam bentuk losion digunakan untuk terapi skabies, dan beberapa penelitian menunjukkan krotamiton 10% juga efektif untuk kutu kepala dimana diberikan ke kulit kepala dan didiamkan selama 24 jam sebelum dibilas. Aman untuk anak, dewasa, dan wanita hamil.16<br />f. Ivermectin oral<br />Ivermectin adalah suatu agen antiparasitik yang efektif untuk kutu kepala. Ivermectin diberikan dengan dosis tunggal secara oral 200 mikrogram/oral dengan dosis pemberian 2 kali setelah 7-10 hari. Ivermectin tidak boleh diberikan ke anak yang berat badannya kurang dari 15 kg. Penggunaaan Ivermectine oral belum diakui oleh FDA ( Food and Drug Administration ) sebagai pedikulosid.16<br />g. Trimethoprim-sulfamethoxazole oral<br />Antibiotik ini biasa juga disebut cotrimoxazole digunakan dalam dosis otitis media, sama efektif pemberiannya untuk kutu kepala. Antibiotik ini dapat membasmi simbiosis bakteri dalam gerak kutu atau berhubungan langsung dengan efek toksik dari kutu. Penggunaan Trimethoprim-sulfamethoxazole belum diakui sebagai pedikulosid oleh FDA (Food and Drug Administration).17<br /><br />2. Pengobatan Lingkungan<br />a. Desinfeksi semua perhiasan kepala, syal, mantel, handuk, dan seprei dengan mesin cuci dalam air panas, kemudian keringkan dengan menggunakan panas. Selain itu benda yang akan dibersihkan dapat dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik, disemprot dengan pedikulosid lalu disimpan 2-4 minggu. Sisir dan sikat harus direndam dalam air panas selama 5-10 menit. Perabot dan permadani harus dibersihkan dengan penghisap.<br />b. Anggota keluarga dan teman sekolah juga harus diobati.<br />c. Beritahu para guru sekolah bila ditemukan kasus indeks.25<br /><br />X. PENCEGAHAN<br />Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya dengan pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang terpapar dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit. 8<br />Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut. Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130°F( 540C) , alkohol atau pedikulosid selama 1 jam.<br />Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat mencegah penyebaran kutu ini.8<br />XI. KOMPLIKASI<br />Beberapa orang akan berkembang menjadi suatu infeksi sekunder akibat garukan. Adanya infeksi sekunder yang berat menyebabkan terbentuknya pustul dan abses.6<br /><br />XII. PROGNOSIS<br />Baik bila hygiene diperhatikan.1 Kegagalan terapi disebabkan oleh penggunaan shampo yang tidak benar dan reinfestasi parasit.13<br /><br />XIII. KESIMPULAN<br />Pedikulosis kapitis adalah penyakit pada kulit kepala dan rambut yang disebabkan oleh parasit Pediculus humanus capitis. Cara penularan penyakit ini ditularkan melalui kontak kepala dengan kepala atau melalui benda-benda seperti sisir, bantal, dan asesoris rambut. Manifestasi klinis yang paling sering timbul adalah gatal pada kulit kepala terutama pada bagian belakang telinga dan tengkuk leher yang disebabkan oleh saliva dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Diagnosis ditegakkan berdasarkan inspeksi pada kulit kepala dan helaian rambut untuk menemukan kutu yang masih hidup dan telurnya. Dengan pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan telur berwarna abu-abu dan berkilat. Pengobatan yang dilakukan berupa terapi medikamentosa dan terapi non-medikamentosa. Pencegahan dapat dilakukan terutama dengan menjaga higiene rambut, pakaian, serta benda-benda yang dapat menjadi media penularan.ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-12711662134154676952010-06-11T06:29:00.000-07:002010-06-11T06:30:18.320-07:00Urinalisa<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSgB2Fzsz9mjjNC8bXQ3wnpeLn56vbdiLy-oa0JEpMZXwTaaUsaENtu230TCf0R4OmwdhM4NQXh61KU1gdUMjZc0h68E-4Gx0dCTnzME-OOeKelw9n1iDPnW2LFQ4ep3WT5Vz1tr7X2av2/s1600-h/Anatomy+of+Urinary+System-1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5372458426450424978" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left; width: 150px; height: 103px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSgB2Fzsz9mjjNC8bXQ3wnpeLn56vbdiLy-oa0JEpMZXwTaaUsaENtu230TCf0R4OmwdhM4NQXh61KU1gdUMjZc0h68E-4Gx0dCTnzME-OOeKelw9n1iDPnW2LFQ4ep3WT5Vz1tr7X2av2/s200/Anatomy+of+Urinary+System-1.jpg" border="0" /></a>Terdapat beberapa macam pemeriksaan urin, yaitu urinalisis, tes kehamilan, tes narkoba, biakan kuman, kepekaan obat, dsb. Urinalisis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih. Tes ini terdiri dari dua macam, yaitu : tes makroskopik dan tes mikroskopik.<br /><div class="post-body entry-content"><p><br />Tes makroskopik dilakukan dengan cara visual. Pada tes ini biasanya menggunakan reagen strip yang dicelupkan sebentar ke dalam urine lalu mengamati perubahan warna yang terjadi pada strip dan membandingkannya dengan grafik warna standar. Tes ini bertujuan mengetahui pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, darah, keton, nitrit dan lekosit esterase.<br /><br />Tes mikroskopik dilakukan dengan memutar (centrifuge) urin lalu mengamati endapan urin di bawah mikroskop. Tes ini bertujuan untuk mengetahui : (1) unsur-unsur organik (sel-sel : eritrosit, lekosit, epitel), silinder, silindroid, benang lendir; (2) unusur anorganik (kristal, garam amorf); (3) elemen lain (bakteri, sel jamur, parasit Trichomonas sp., spermatozoa).<br /></p><div class="fullpost"><br /><strong>pH</strong><br />Ini adalah derajat keasaman air seni. pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,4. pH di bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali). Beberapa keadaan dapat menyebabkan pH urine menjadi basa , misalnya : diet vegetarian, setelah makan, muntah hebat, infeksi saluran kencing oleh bakteri Proteus atau Pseudomonas, urine yang disimpan lama, terapi obat-obatan tertentu, atau gangguan proses pengasaman pada bagian tubulus ginjal. Sebaliknya, pH urine bisa menjadi rendah atau asam dapat dijumpai pada : diabetes, demam pada anak, asidosis sistemik, terapi obat-obatan tertentu.<br /><br /><strong>Berat Jenis</strong><br />Berat jenis (BJ) atau <em>specific gravity </em>(SG) dipengaruhi oleh tingkat keenceran air seni. Pada orang normal, berat jenis urine adalah 1,015 – 1,025. Seberapa banyak Anda minum atau berkemih akan mempengaruhi BJ urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ, demikian sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan meningkatkan BJ urine. Jika ada protein dalam urine, maka setiap 1% proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam urine, maka setiap 1% glukosuria BJ bertambah 0,004.<br /><br /><strong>Glukosa</strong><br />Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia (=peningkatan kadar gula dalam darah), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral).<br />Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak.<br /><br /><strong>Protein</strong><br />Biasanya tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya darah dalam air kencing atau infeksi kuman. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, <em>multiple myeloma</em>, keracunan kehamilan (<em>pre-eklampsia, eklampsia</em>), infeksi saluran kemih (<em>urinary tract infection</em>). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi<br /><br /><strong>Bilirubin dan Urobilinogen</strong><br />Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh sel-sel retikuloendotel yang tersebar di seluruh tubuh. Bilirubin semula bersifat tidak larut air, kemudian oleh hati dikonjugasi sehingga larut air. Selanjutnya, bakteri-bakteri dalam usus akan mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Karena proses oksidasi, urobilinogen berubah menjadi urobilin, suatu zat yang memberikan warna yang khas pada urine. Dalam keadaan normal bilirubin tidak ada dalam urine. Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu.<br />Peningkatan urobilinogen dalam urine menggambarkan adanya kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau peningkatan perombakan hemoglobin. Sedangkan pada sumbatan saluran empedu, urobilin tidak dijumpai dalam urine.<br /><br /><strong>Darah</strong><br />Dalam keadaan normal, tidak ada darah atau hemoglobin dalam air seni. Adanya darah dalam urine (hemoglobinuria) dapat menunjukkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal atau saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.<br /><br /><strong>Nitrit</strong><br />Dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolism protein. Jika terdapat infeksi saluran kemih (<em>urinary tract infection</em>) oleh kuman dari spesies Enterobacter, Citrobacter, Escherichia, Proteus dan Klebsiela yang mengandung enzim reduktase, maka nitrat akan diubah menjadi nitrit.<br /><br /><strong>Keton</strong><br />Keton merupakan sampah hasil metabolisme lemak. Jika persediaan glukosa menurun, maka untuk mencukupi suplai energi, cadangan lemak yang ada dimetabolisme. Peningkatan metabolisme lemak ini menyebabkan penumpukan keton (asam betahidroksi butirat, asam aseto asetat dan aseton) dalam urine atau dinamakan ketonuria. Ketonuria dapat dijumpai pada penderita diabetes mellitus atau pada orang yang kelaparan.<br /><br /><strong>Lekosit Esterase</strong><br />Lekosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil. Dalam keadaan normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit esterase dalam air seni menunjukkan infeksi saluran kemih (<em>urinary tract infection</em>).<br /><br /><strong>Sedimen / Endapan</strong><br />Pemeriksaan sedimen urine dilakukan secara mikroskopik untuk mengetahui adanya : (1) material organik, yaitu sel-sel (eritrosit, lekosit, epitel), silinder (cast) dan bentuk lain : silindroid, benang lender; (2) material anorganik, yaitu garam amorf dan kristal; (3) elemen lain, seperti bakteri, parasit Trichomonas sp., jamur (misal Candida), atau spermatozoa.<br /><br /><strong>Eritrosit</strong>. Dalam keadaan normal, terdapat 0 – 2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah eritrosit yang meningkat menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal dan saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.<br /><br /><strong>Lekosit</strong>. Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urine adalah 0 – 4 sel. Peningkatan jumlah lekosit menunjukkan adanya peradangan, infeksi atau tumor.<br /><br /><strong>Epitel</strong>. Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan saluran kemih. Sel-sel epitel hampir selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal dari kandung kemih (vesica urinary), urethra dan vagina.<br /><br /><strong>Silinder</strong> (<em>cast</em>). Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsfal yang terbentuk di tubulus ginjal. Terdapat beberapa jenis silinder, yaitu : silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit, silinder lekosit, silinder epitel dan silinder lilin (<em>wax cast</em>). Silinder hialin menunjukkan kepada iritasi atau kelainan yang ringan. Sedangkan silinder-silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau kerusakan yang lebih berat pada tubulus ginjal.<br /><br /><strong>Kristal</strong>. Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan bersama urine (misal oksalat, asam urat, fosfat, cystin) akan terkristalisasi (mengeras) dan sering tidak dianggap sesuatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan konsentrasi urine (tergantung banyak-sedikitnya minum).<br />Yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap pembentukan batu ginjal. Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam tersebut melampaui keseimbangan kelarutan. Butir-butir mengendap dalam saluran urine, mengeras dan terbentuk batu.<br /><br /><strong>Silindroid</strong>. Ini adalah material yang menyerupai silinder. Tidak memiliki arti yang banyak, mungkin sekali berrati adanya radang yang ringan.<br /><br /><strong>Benang lendir</strong> (<em>mucus filaments</em>). Ini didapat pada iritasi permukaan selaput lendir saluran kemih.<br /><br /><strong>Spermatozoa</strong>, bisa ditemukan dalam urin pria atau wanita dan tidak memiliki arti klinik.<br /><br /><strong>Bakteri</strong>. Bakteri yang dijumpai bersama lekosit yang meningkat menunjukkan adanya infeksi dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan pewarnaan Gram atau dengan biakan (kultur) urin untuk identifikasi. Tetapi jika ada bakteri namun sedimen “bersih”, kemungkinan itu merupakan cemaran (kontaminasi) saja.<br /><br /><strong>Sel jamur</strong> menunjukkan infeksi oleh jamur (misalnya Candida) atau mungkin hanya cemaran saja.<br /><br /><strong>Trichomonas sp</strong>. Ini adalah parasit yang bila dijumpai dalam urin dapat menunjukkan infeksi pada saluran kemih pada laki-laki maupun perempuan.</div></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-75292430058633338092010-06-11T06:21:00.000-07:002010-06-11T06:23:21.782-07:00Tentang Demam Berdarah Dengue<div class="post-body entry-content"><style>.fullpost{display:inline;}</style> <div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU1YfsmEKya4DgJuUfHghIZKJm-KhrlIhUxIsfCZZ_Tps6PZqX0t6hNUIQNsv4FRqFzVY4p5q06chO6iFXn2Rw2lh1PfOFW-SUrNtWybQyw30fEqH_yhxQl-vRyAtJwq4fJfs0vcaPZRpG/s1600-h/waspada+demam+berdarah.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 175px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU1YfsmEKya4DgJuUfHghIZKJm-KhrlIhUxIsfCZZ_Tps6PZqX0t6hNUIQNsv4FRqFzVY4p5q06chO6iFXn2Rw2lh1PfOFW-SUrNtWybQyw30fEqH_yhxQl-vRyAtJwq4fJfs0vcaPZRpG/s200/waspada+demam+berdarah.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440635506174134482" border="0" /></a>Hingga saat ini demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyebaran penyakit ini semakin luas dan insidennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak 1996 telah terjadi pergeseran kasus dari usia anak-anak ke usia dewasa.</div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br />Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, termasuk Indonesia. Penyebabnya adalah infeksi virus dengue yang termasuk group <span style="font-style: italic;">B Arthropod borne virus (arboviruses) </span>dan sekarang dikenal sebagai genus <span style="font-style: italic;">Flavivirus</span>, famili <span style="font-style: italic;">Flaviridae</span> yang memiliki empat serotype (den-1, den-2, den-3, dan den-4). Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah serotype virus den-1 dan den-3.<br /><br />Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk <span style="font-style: italic;">Aedes aegypti</span> dan <span style="font-style: italic;">Aedes albopictus</span>. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.<br /><br />Manifestasi klinik dari infeksi dengue sangat bervariasi dari asimptomatik (tidak jelas gejalanya), demam dengue, sampai yang berat yakni demam berdarah dengue (DBD) dan <span style="font-style: italic;">dengue syok sindrom (DSS)</span>. Demam dengue ditandai dengan demam tinggi mendadak 3-7 hari, mialgia, sakit kepala, rash (kemerahan pada kulit) yang menyertai leukopenia (jumlah sel darah putih rendah) dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah) dalam berbagai derajat.<br /><br />Sebagai patokan untuk diagnosis DBD, WHO (1986) telah menetapkan kriteria diagnosis yang terdiri dari kriteria klinik dan laboratorik. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan atau overdiagnosis. Kriteria diagnosis DBD tersebut adalah sebagai berikut :<br /><span style="font-size: 85%;"><br />KRITERIA KLINIS</span> :<br /><ul><li>Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari,<br /></li><li>Terdapat menifestasi perdarahan, termasuk uji tourniquet/Rumple Leed positif (petekie lebih dari 10 bintik pada diameter 5 cm), petekie (bintik-bintik merah pada kulit), ekimosis (kemerahan seperti ptekie tetapi lebih besar), epistaksis (mimisan), perdarahan gusi, hematemesis (muntah darah) dan/atau melena (berak darah),<br /></li><li>Pembesaran hati atau hepatomegali. Kemungkinan penyebabnya adalah pelebaran pembuluh darah pada vena hepatika atau edema pada vesika felea,<br /></li><li>Syok, ditandai nadi lemah dan cepat serta penurunan tekanan nadi, tekanan darah rendah (hipotensi), kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah. Syok disebabkan karena pelebaran pembuluh darah akibat kelainan permeabilitas pembuluh darah.</li></ul><span style="font-size: 85%;">KRITERIA LABORATORIUM</span> :<br /><ul><li>Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) 100.000/mmk atau kurang. Pada umumnya trombositopeni terjadi sebelum peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah trombosit di bawah 100.000/mmk biasanya dijumpai antara hari ketiga sampai ketujuh demam;<br /></li><li>Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan nilai hematokrit 20% atau lebih dari normal;<br /></li><li>Penurunan jumlah sel darah putih (<span style="font-style: italic;">leucopenia</span>). Leukopenia hampir selalu ada pada DBD, umumnya penurunannya terjadi antara 3.000 – 5.000 / mmk walau jumlahnya mungkin dapat menurun sampai 1.200/mmk. Jumlah leukosit total menurun selama periode demam dan jumlah terendah dijumpai pada hari kelima demam;<br /></li><li>Diagnosis serologis Pada dasarnya uji serologis digunakan untuk melihat kenaikan titer antibodi fase konvalescen dan fase akut dalam serum penderita. Dikenal lima uji serologis yang biasa dipakai untuk deteksi infeksi virus dengue, yaitu : HI tes (Haemagglutination Inhibition test), CF test (Complement Fixation test), NT test (Neutralization Test), IgM dan IgG anti dengue;<br /></li><li>Diagnosis virologisDiagnosis laboratorium virologi untuk infeksi virus dengue adalah dengan isolasi virus. Spesimen untuk Isolasi virus adalah specimen yang berasal dari tubuh penderita, seperti darah/serum, plasma, buffycoat, jaringan autopsi dari kasus yang meninggal dan nyamuk yang dikumpulkan dari alam. Selanjutnya spesimen tersebut ditanam pada biakan jaringan nyamuk atau biakan jaringan manusia, atau disuntikkan pada nyamuk. Identifikasi virus dilakukan dengan mengamati adanya cytopathic effect (CPE) pada biakan jaringan. </li></ul><br />Dari kriteria pertama (klinis) ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DBD. Infeksi dengue tanpa disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi dinamakan Demam Dengue atau Dengue Fever<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Waspadai Tanda dan Gejala DBD</span><br /><br />Banyak orang mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala DBD yang kadang-kadang mirip dengan flu atau tipus. DBD dapat diketahui dengan memperhatikan tanda-tanda dan gejala seperti berikut : demam yang muncul secara tiba-tiba disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (<span style="font-style: italic;">myalgia</span> dan <span style="font-style: italic;">arthralgia</span>) dan bintik-bintik merah terang (<span style="font-style: italic;">petechie</span>). Selain itu, bisa juga muncul sakit perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Segera konsultasi ke dokter apabila muncul tanda-tanda dan gejala tersebut, apalagi jika mengalami demam tinggi selama 3 hari berturut-turut.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pencegahan</span><br /><br />Belum ada vaksin untuk demam berdarah. Untuk mencegah DBD diperlukan upaya-upaya pengendalian vektor, yaitu memotong siklus hidup nyamuk Aedes dengan cara :<ul><li>Menguras bak mandi sekurang-kurangnya seminggu sekali,</li></ul><ul><li>Menutup wadah yang dapat menampung air,<br /></li><li>Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air dan menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk,<br /></li><li>Mengganti air vas bunga sekurang-kurangnya seminggu sekali,<br /></li><li>Mengganti air di tempat minum burung sekurang-kurangnya seminggu sekali,<br /></li><li>Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air,<br /></li><li>Mengosongkan air pada kolam yang tidak dipakai atau pot bunga,<br /></li><li>Menabur bubuk abate atau yang sejenis pada tempat-tempat penampungan air (mis. sumur, bak penampungan air) untuk mematikan jentik-jentik nyamuk sehingga tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa,<br /></li><li>Fogging atau pengasapan untuk mematikan nyamuk dewasa. </li></ul>Selain upaya-upaya di atas, perlu dilakukan upaya untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara melakukan pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, olah raga teratur, dan minum vitamin atau suplemen jika memang diperlukan. Selain itu hindari aktifitas-aktifitas yang dapat menurunkan stamina, misalnya begadang, bekerja tak kenal waktu, hujan-hujanan, dsb.<br /><br />Jika mengalami demam, segera berikan obat penurun panas, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi dan banyak mengasup cairan (minum). Segera konsultasikan ke dokter jika muncul gejala-gejala seperti di atas. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit agar cepat mendapatkan penanganan medis.</div></div>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-86935702293971897232010-06-10T07:17:00.000-07:002010-06-10T07:18:04.653-07:00Sel Seri Eritropoesis<div class="post-header"> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxErO87BS6IBPzEvkbr1jynChqcmZL5fSKtXm2FFQSMM9y7cIWAEizKMbN8PrzinVSC8YkvG2bSAeA20CH1YEyL6x-H1iqF-68DPUgsiMBLccY1Bt9Y73EEBYLwc5V-1cYUh10QzoqnEtu/s1600-h/BAGIAN2.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 54px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxErO87BS6IBPzEvkbr1jynChqcmZL5fSKtXm2FFQSMM9y7cIWAEizKMbN8PrzinVSC8YkvG2bSAeA20CH1YEyL6x-H1iqF-68DPUgsiMBLccY1Bt9Y73EEBYLwc5V-1cYUh10QzoqnEtu/s320/BAGIAN2.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5434308931345264338" border="0" /></a><br />Rubriblast<br /> Rubriblast disebut juga pronormoblast atau proeritrosit, merupakan sel termuda dalam sel eritrosit. Sel ini berinti bulat dengan beberapa anak inti dan kromatin yang halus. Dengan pulasan Romanowsky inti berwarna biru kemerah-merahan sitoplasmanya berwarna biru. Ukuran sel rubriblast bervariasi 18-25 mikron. Dalam keadaan normal jumlah rubriblast dalam sumsum tulang adalah kurang dari 1 % dari seluruh jumlah sel berinti.<br /><br />Prorubrisit<br /> Prorubrisit disebut juga normoblast basofilik atau eritroblast basofilik. Pada pewarnaan kromatin inti tampak kasar dan anak inti menghilang atau tidak tampak, sitoplasma sedikit mengandung hemoglobin sehingga warna biru dari sitoplasma akan tampak menjadi sedikit kemerah-merahan. Ukuran lebih kecil dari rubriblast. Jumlahnya dalam keadaan normal 1-4 % dari seluruh sel berinti.<br /><br />Rubrisit<br /> Rubrisit disebut juga normoblast polikromatik atau eritroblast polikromatik. Inti sel ini mengandung kromatin yang kasar dan menebal secara tidak teratur, di beberapa tempat tampak daerah-daerah piknotik. Pada sel ini sudah tidak terdapat lagi anak inti, inti sel lebih kecil daripada prorubrisit tetapi sitoplasmanya lebih banyak, mengandung warna biru karena kandungan asam ribonukleat (ribonucleic acid-RNA) dan merah karena kandungan hemoglobin, tetapi warna merah biasanya lebih dominan. Jumlah sel ini dalam sumsum tulang orang dewasa normal adalah 10-20 %.<br /><br />Metarubrisit<br /> Sel ini disebut juga normoblast ortokromatik atau eritroblast ortokromatik. Inti sel ini kecil padat dengan struktur kromatin yang menggumpal. Sitoplasma telah mengandung lebih banyak hemoglobin sehingga warnanya merah walaupun masih ada sisa-sisa warna biru dari RNA. Jumlahnya dalam keadaan normal adalah 5-10 %.<br /><br />Retikulosit<br /> Pada proses maturasi eritrosit, setelah pembentukan hemoglobin dan penglepasan inti sel, masih diperlukan beberapa hari lagi untuk melepaskan sisa-sisa RNA. Sebagian proses ini berlangsung di dalam sumsum tulang dan sebagian lagi dalam darah tepi. Pada saat proses maturasi akhir, eritrosit selain mengandung sisa-sisa RNA juga mengandung berbagai fragmen mitokondria dan organel lainnya. Pada stadium ini eritrosit disebut retikulosit atau eritrosit polikrom. Retikulum yang terdapat di dalam sel ini hanya dapat dilihat dengan pewarnaan supravital. Tetapi sebenarnya retikulum ini juga dapat terlihat segai bintik-bintik abnormal dalam eritrosit pada sediaan apus biasa. Polikromatofilia yang merupakan kelainan warna eritrosit yang kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosom ini. Setelah dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai retikulosit selama 1-2 hari. Kemudian sebagai eritrosit matang selama 120 hari. Dalam darah normal terdapat 0,5-2,5 % retikulosit.<br /><br />Eritrosit<br />Eritrosit normal merupakan sel berbentuk cakram bikonkav dengan ukuran diameter 7-8 um dan tebal 1,5-2,5 um. Bagian tengah sel ini lebih tipis daripada bagian tepi. Dengan pewarnaan Wright, eritrosit akan berwarna kemerah-merahan karena mengandung hemoglobin. Eritrosit sangat lentur dan sangat berubah bentuk selama beredar dalam sirkulasi. Umur eritrosit adalah sekitar 120 hari dan akan dihancurkan bila mencapai umurnya oleh limpa. Banyak dinamika yang terjadi pada eritrosit selama beredar dalam darah, baik mengalami trauma, gangguan metabolisme, infeksi Plasmodium hingga di makan oleh Parasit.ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-57962230472326907152010-06-10T06:43:00.001-07:002010-06-10T06:43:59.125-07:00Sel Seri Monosit dan Limfosit<div class="post-header"> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3I-4tGzUeonhx894boJjCoKlqH8S53kF1XfaJwBTsIQaYdmbUldvfnTqmg1kCtkCQ5XgVgowFK66TsQqTNPLhhckhhO6zdO1im4ir7Fxv5prQz5oTZEDnMJaUiuuOeN3tRu73Rvb57iVE/s1600-h/BAGIAN9.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 79px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3I-4tGzUeonhx894boJjCoKlqH8S53kF1XfaJwBTsIQaYdmbUldvfnTqmg1kCtkCQ5XgVgowFK66TsQqTNPLhhckhhO6zdO1im4ir7Fxv5prQz5oTZEDnMJaUiuuOeN3tRu73Rvb57iVE/s320/BAGIAN9.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5434313219910458322" border="0" /></a><br />MONOSIT<br />Monoblast dan Promonosit<br />Monoblast dan promonosit dalam keadaan normal sulit dikenal atau dibedakan dari mieloblast dalam sumsum tulang, tetapi pada keadaan abnormal misalnya pada proliferasi berlebihan sel seri ini, monobalst dan promonosit dapat dikenali dari intinya yang memperlihatkan lekukan terlipat atau menyerupai gambaran otak dan sitoplasma dengan pseudopodia.<br /><br />Monosit<br />Besarnya sel 10 – 22 mikron, Inti sel, Letaknya dalam sel eksentrik. Bentuk inti menyerupai otak (brain like form), Warna inti kemerah-merahan/keunguan, Kromatin tersusun lebih kasar, Butir inti (nucleoli) tidak ada, Sitoplasma, Luasnya/lebarnya relatif lebih besar kadang-kadang ada pseudopodia, Warna sitoplasma biru pucat, Perinuklear Zone tidak ada, Granula dalam sitoplasma kadang-kadang ada granula Azurophil, Fungsi melakukan fagositosis.<br /><br /><br />LIMFOSIT<br />Limfoblast dan Prolimfosit<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEBqRta_ZQi2KCbUhDHmHOYawkcs_6JAf3CAZ2LH2YR65ocZ9KX9oaEQJjBr9PKTdJBMQtHSgmqYiXBrtWQ4NRfZ-eruyB5VPBydo_RmefVCri3ls_xfKUWiMjdbj-19Qp4Min0nD-o0kS/s1600-h/BAGIAN8.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 81px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEBqRta_ZQi2KCbUhDHmHOYawkcs_6JAf3CAZ2LH2YR65ocZ9KX9oaEQJjBr9PKTdJBMQtHSgmqYiXBrtWQ4NRfZ-eruyB5VPBydo_RmefVCri3ls_xfKUWiMjdbj-19Qp4Min0nD-o0kS/s320/BAGIAN8.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5434313510162839026" border="0" /></a>Limfoblast memiliki inti bulat berukuran besar dengan satu atau beberapa anak inti, kromatin inti tipis rata dan tidak menggumpal. Sitoplasma sedikit dan berwarna biru. Prolimfosit menunjukkan kromatin lebih kasar tetapi belum menggumpal seperti limfosit. Kadang-kadang sulit membedakan limfoblast dari limfosit dan pada keadaan ragu-ragu dianjurkan untuk menganggap sel itu sebagai limfosit.<br /><br />Limfosit<br />Besarnya sel 10 – 15 mikron , Ada yang besar (limposit besar), ada yang sedang (limposit sedang), ada yang kecil (limposit kecil).Inti sel, letaknya dalam sel eksentrik, Bentuk inti Oval / bulat dan relatif besar, Warna inti Biru gelap, Kromatin kompak memadat, Membran inti kurang jelas terlihat, Butir inti(nucleoli) tidak ada, sitoplasma, luasnya/lebarnya relatif sempit,Warna sitoplasma Oxyphil, Perinuklear Zone umumnya tidak ada,Granula dalam sitoplasma tidak ada. Kalau ada granula disebut granula Azurophil. Fungsi berhubungan aktifitas imunitas seluler dan imunitas humoral.<br /><br /><br /><br />Sel Plasma<br />S<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw2t2kVohGqvGr-GTU98wX9oXYPUrZxF23-06PgQidyP2N6QndHf66tIzkQwgfy1Moe_AHcgh0a2VACVHYUKb2zgOlkeWfIAbD3GDbAln2YMm92bvssnldzxiyIMTMPiEhx2RIjkCQZjIz/s1600-h/Gambar+12.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 110px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw2t2kVohGqvGr-GTU98wX9oXYPUrZxF23-06PgQidyP2N6QndHf66tIzkQwgfy1Moe_AHcgh0a2VACVHYUKb2zgOlkeWfIAbD3GDbAln2YMm92bvssnldzxiyIMTMPiEhx2RIjkCQZjIz/s320/Gambar+12.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5434314511348950658" border="0" /></a>el Plasma (Plasmosit) mempunyai hubungan erat dengan limfosit. Sel pelopor plasmosit maupun limfosit terdapat dalam jaringan limfoid dan keduanya merupakan unsur penting dalam sistem imun tubuh. Akibat stimulasi antigen, sel limfosit B mengalami transformasi blast dan membentuk sel plasma yang memproduksi imunoglobulin.<br />Plasmosit dalam keadaan normal tidak tampak dalam darah tepi tetapi dijumpai dengan jumlah sekitar 1 % dari sel berinti dalam sumsum tulang. Dalam keadaan normal plasmablast dan proplasmosit tidak dapt dijumpai dalam sumsum tulang tetapi tampak pada keadaan-keadaan tertentu yang disertai proliferasi berlebih dan juga peningkatan produksi imunoglobulin. Ukuran,bentuk dan struktur plasmablast sulit dibedakan dari blast yang lain, tetapi hanya satu cara yang dapat dipakai untuk membedakan plasmosit dari seri balst yang lain, yaitu bentuk inti yang eksentrik dan adanya bagian zona jernih melingkar (halo) disekitar inti.ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-70527200671964236862010-06-10T06:28:00.001-07:002010-06-10T06:29:02.877-07:00Sel Seri Granulosit<div class="post-header"> </div> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgesapKUTZpAB7WaSz0RUr07cuhdqQJPpXsvElkxnjtCNxYr74jUeUreycUpYVJdeWQ5bUx6W7EXq2SBLnB5a6G0fu_qfKPsELexYg3WO9TMK3Hhu5H1A5HEBZ2co4Pf00HiN6Zidt7Ofn0/s1600-h/BAGIAN6.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 46px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgesapKUTZpAB7WaSz0RUr07cuhdqQJPpXsvElkxnjtCNxYr74jUeUreycUpYVJdeWQ5bUx6W7EXq2SBLnB5a6G0fu_qfKPsELexYg3WO9TMK3Hhu5H1A5HEBZ2co4Pf00HiN6Zidt7Ofn0/s320/BAGIAN6.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5434310040869670178" border="0" /></a><br />Mieloblast<br /> Mieloblast adalah sel termuda diantara seri granulosit. Sel ini memiliki inti bulat yang berwarna biru kemerah-merahan, dengan satu atau lebih anak inti, kromatin inti halus dan tidak menggumpal. Sitoplasma berwarna biru dan sekitar inti menunjukkan warna yang lebih muda. Mieloblast biasanya lebih kecil daripada rubriblast dan sitoplasmanya kurang biru dibandingkan rubriblast. Jumlahnya dalam sumsum tulang normal adalah < 1% dari jumlah sel berinti.<br /><br />Promielosit<br /> Dalam fase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan granula berwarna biru tua / biru kemerah-merahan. Berbentuk bulat dan tidak teratur. Granula sering tampak menutupi inti. Granula ini terdiri dari lisozom yang mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam, protease dan lisozim. Inti promielosit biasanya bulat dan besar dengan struktur kromatin kasar. Anak inti masih ada tetapi biasanya tidak jelas. Jumlah sel ini dalam sumsum tulang normal adalah 1-5 %.<br /><br />Mielosit<br /> Pada mielosit granula sudah menunjukkan diferensiasi yaitu telah mengandung laktoferin, lisozim peroksidase dan fosfatase lindi. Inti sel mungkin bulat atau lonjong atau mendatar pada satu sisi, tidak tampak anak inti, sedangkan kromatin menebal. Sitoplasma sel lebih banyak dibandingkan dengan promielosit. Jumlahnya dalam keadaan normal adalah 2-10 %.<br /><br />Metamielosit<br />Dalam proses pematangan, inti sel membentuk lekukan sehingga sel berbentuk seperti kacang merah, kromatin menggumpal walaupun tidak terlalu padat. Sitoplasma mengandung granula kecil berwarna kemerah-merahan. Sel ini dalam keadaan normal tetap berada dalam sumsum tulang dengan jumlah 5-15 %.<br /><br />Neutrofil Batang dan Segmen<br />Metamielosit menjadi batang apabila lekukan pada inti melebihi setengah ukuran inti yang bulat sehingga berbentuk seperti batang yang lengkung. Inti menunjukkan proses degeneratif, kadang-kadang tampak piknotik pada kedua ujung inti. Sitoplasma mengandung granula halus berwarna kemerah-merahan. Dalam darah tepi ditemukan hanya 2-6% dari sel-sel leukosit normal. Selanjutnya sel ini menjadi neutrofil segmen. Dalam sumsum tulang normal sel ini merupakan 10-40 % dari sel berinti.ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-13755300043721115382010-06-10T06:25:00.001-07:002010-06-10T06:54:21.639-07:00SETTING GPRS MANUAL<p>Berhubung masih banyak yang nanya soal setting GPRS dan MMS untuk berbagai ponsel,terutama ponsel china, ini saya posting PARAMETER yang benar.Karena hampir semua parameter bawaan dari ponsel sudah out of date, alias parameter lama yang sudah tidak bisa dipakai.</p> <p>Juga ada yang request setting GPRS dan MMS untuk K-Touch C800 yang baru saja muncul di pasaran, intinya apapun merek HP tsb, kita bisa setting secara MANUAL untuk bisa dipakai sebagai GPRS Connection. Mungkin yang membingungkan adalah letak dimana kita mesti rubah parameter tsb kan ?hehehe…kebanyakan chat YM yang menanyakan hal tsb.</p> <p>Nah kalo untuk hal itu, silakan YM saya aja, karena ada beberapa tipe ponsel yang letak setting parameter GPRS dan MMS berbeda tempat. Kalo emang dicari2 udah ketemu, silakan untuk panduan PARAMETER GPRS dan MMS nya bisa pakai sebagai berikut :</p> <p><font color="#ff0000"><u>Untuk GPRS dan MMS kartu IM3 dan MENTARI :<span class="style3"></span></u></font></p> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">indosatgprs</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">indosat</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">indosat</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">10.19.19.19</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">8080</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">http://wap.indosat.com</font></span><br /></strong></p></blockquote> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">indosatmms</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">indosat</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">indosat</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">10.19.19.19</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">8080</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">http://mmsc.indosat.com</font></span></strong></p></blockquote> <p><font color="#ff0000"><u>Untuk GPRS dan MMS kartu XL BEBAS </u></font></p> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">www.xlgprs.net</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">xlgprs</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">proxl</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">202.152.240.050</font></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">8080</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">http://wap.xl.co.id</font></span><br /></strong></p></blockquote> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">www.xlmms.net</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">xlgprs</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">proxl</font></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">202.152.240.050</font></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">8080</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">http://mmc.xl.net.id/servlets/mms</font></span></strong></p></blockquote> <p><font color="#ff0000"><u>Untuk GPRS dan MMS kartu SIMPATI TELKOMSEL </u></font></p> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">telkomsel</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">wap</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">wap123</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">10.1.89.130</font></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">8000</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">http://wap.telkomsel.com</font></span><br /></strong></p></blockquote> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">mms</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">wap</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">wap123</font></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">10.1.189.150</font></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">8000</font></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <font color="#008000">http://mms.telkomsel.com</font></span></strong></p></blockquote>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3288902123081406253.post-91098696190377907632010-06-10T06:25:00.000-07:002010-06-10T06:26:11.833-07:00SETTING GPRS MANUAL<p>Berhubung masih banyak yang nanya soal setting GPRS dan MMS untuk berbagai ponsel,terutama ponsel china, ini saya posting PARAMETER yang benar.Karena hampir semua parameter bawaan dari ponsel sudah out of date, alias parameter lama yang sudah tidak bisa dipakai.</p> <p>Juga ada yang request setting GPRS dan MMS untuk K-Touch C800 yang baru saja muncul di pasaran, intinya apapun merek HP tsb, kita bisa setting secara MANUAL untuk bisa dipakai sebagai GPRS Connection. Mungkin yang membingungkan adalah letak dimana kita mesti rubah parameter tsb kan ?hehehe…kebanyakan chat YM yang menanyakan hal tsb.</p> <p>Nah kalo untuk hal itu, silakan YM saya aja, karena ada beberapa tipe ponsel yang letak setting parameter GPRS dan MMS berbeda tempat. Kalo emang dicari2 udah ketemu, silakan untuk panduan PARAMETER GPRS dan MMS nya bisa pakai sebagai berikut :</p> <p><span style="color:#ff0000;"><u>Untuk GPRS dan MMS kartu IM3 dan MENTARI :<span class="style3"></span></u></span></p> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">indosatgprs</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">indosat</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">indosat</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">10.19.19.19</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">8080</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">http://wap.indosat.com</span></span><br /></strong></p></blockquote> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">indosatmms</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">indosat</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">indosat</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">10.19.19.19</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">8080</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">http://mmsc.indosat.com</span></span></strong></p></blockquote> <p><span style="color:#ff0000;"><u>Untuk GPRS dan MMS kartu XL BEBAS </u></span></p> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">www.xlgprs.net</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">xlgprs</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">proxl</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">202.152.240.050</span></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">8080</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">http://wap.xl.co.id</span></span><br /></strong></p></blockquote> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">www.xlmms.net</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">xlgprs</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">proxl</span></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">202.152.240.050</span></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">8080</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">http://mmc.xl.net.id/servlets/mms</span></span></strong></p></blockquote> <p><span style="color:#ff0000;"><u>Untuk GPRS dan MMS kartu SIMPATI TELKOMSEL </u></span></p> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">telkomsel</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">wap</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">wap123</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">10.1.89.130</span></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">8000</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">http://wap.telkomsel.com</span></span><br /></strong></p></blockquote> <blockquote><p><span class="style3">APN:</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">mms</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">User :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">wap</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Pass :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">wap123</span></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Proxy :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">10.1.189.150</span></span></strong><strong><span class="style3"></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Port :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">8000</span></span><br /><span class="style3"> </span></strong><span class="style3">Homepage :</span><strong><span class="style3"> <span style="color:#008000;">http://mms.telkomsel.com</span></span></strong></p></blockquote>ry_dê_jâvuhttp://www.blogger.com/profile/08222020511343237119noreply@blogger.com0