Hingga saat ini demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyebaran penyakit ini semakin luas dan insidennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak 1996 telah terjadi pergeseran kasus dari usia anak-anak ke usia dewasa.
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, termasuk Indonesia. Penyebabnya adalah infeksi virus dengue yang termasuk group B Arthropod borne virus (arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviridae yang memiliki empat serotype (den-1, den-2, den-3, dan den-4). Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah serotype virus den-1 dan den-3.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Manifestasi klinik dari infeksi dengue sangat bervariasi dari asimptomatik (tidak jelas gejalanya), demam dengue, sampai yang berat yakni demam berdarah dengue (DBD) dan dengue syok sindrom (DSS). Demam dengue ditandai dengan demam tinggi mendadak 3-7 hari, mialgia, sakit kepala, rash (kemerahan pada kulit) yang menyertai leukopenia (jumlah sel darah putih rendah) dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah) dalam berbagai derajat.
Sebagai patokan untuk diagnosis DBD, WHO (1986) telah menetapkan kriteria diagnosis yang terdiri dari kriteria klinik dan laboratorik. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan atau overdiagnosis. Kriteria diagnosis DBD tersebut adalah sebagai berikut :
KRITERIA KLINIS :
- Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari,
- Terdapat menifestasi perdarahan, termasuk uji tourniquet/Rumple Leed positif (petekie lebih dari 10 bintik pada diameter 5 cm), petekie (bintik-bintik merah pada kulit), ekimosis (kemerahan seperti ptekie tetapi lebih besar), epistaksis (mimisan), perdarahan gusi, hematemesis (muntah darah) dan/atau melena (berak darah),
- Pembesaran hati atau hepatomegali. Kemungkinan penyebabnya adalah pelebaran pembuluh darah pada vena hepatika atau edema pada vesika felea,
- Syok, ditandai nadi lemah dan cepat serta penurunan tekanan nadi, tekanan darah rendah (hipotensi), kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah. Syok disebabkan karena pelebaran pembuluh darah akibat kelainan permeabilitas pembuluh darah.
- Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) 100.000/mmk atau kurang. Pada umumnya trombositopeni terjadi sebelum peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah trombosit di bawah 100.000/mmk biasanya dijumpai antara hari ketiga sampai ketujuh demam;
- Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan nilai hematokrit 20% atau lebih dari normal;
- Penurunan jumlah sel darah putih (leucopenia). Leukopenia hampir selalu ada pada DBD, umumnya penurunannya terjadi antara 3.000 – 5.000 / mmk walau jumlahnya mungkin dapat menurun sampai 1.200/mmk. Jumlah leukosit total menurun selama periode demam dan jumlah terendah dijumpai pada hari kelima demam;
- Diagnosis serologis Pada dasarnya uji serologis digunakan untuk melihat kenaikan titer antibodi fase konvalescen dan fase akut dalam serum penderita. Dikenal lima uji serologis yang biasa dipakai untuk deteksi infeksi virus dengue, yaitu : HI tes (Haemagglutination Inhibition test), CF test (Complement Fixation test), NT test (Neutralization Test), IgM dan IgG anti dengue;
- Diagnosis virologisDiagnosis laboratorium virologi untuk infeksi virus dengue adalah dengan isolasi virus. Spesimen untuk Isolasi virus adalah specimen yang berasal dari tubuh penderita, seperti darah/serum, plasma, buffycoat, jaringan autopsi dari kasus yang meninggal dan nyamuk yang dikumpulkan dari alam. Selanjutnya spesimen tersebut ditanam pada biakan jaringan nyamuk atau biakan jaringan manusia, atau disuntikkan pada nyamuk. Identifikasi virus dilakukan dengan mengamati adanya cytopathic effect (CPE) pada biakan jaringan.
Dari kriteria pertama (klinis) ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DBD. Infeksi dengue tanpa disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi dinamakan Demam Dengue atau Dengue Fever
Waspadai Tanda dan Gejala DBD
Banyak orang mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala DBD yang kadang-kadang mirip dengan flu atau tipus. DBD dapat diketahui dengan memperhatikan tanda-tanda dan gejala seperti berikut : demam yang muncul secara tiba-tiba disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan bintik-bintik merah terang (petechie). Selain itu, bisa juga muncul sakit perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Segera konsultasi ke dokter apabila muncul tanda-tanda dan gejala tersebut, apalagi jika mengalami demam tinggi selama 3 hari berturut-turut.
Pencegahan
Belum ada vaksin untuk demam berdarah. Untuk mencegah DBD diperlukan upaya-upaya pengendalian vektor, yaitu memotong siklus hidup nyamuk Aedes dengan cara :
- Menguras bak mandi sekurang-kurangnya seminggu sekali,
- Menutup wadah yang dapat menampung air,
- Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air dan menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk,
- Mengganti air vas bunga sekurang-kurangnya seminggu sekali,
- Mengganti air di tempat minum burung sekurang-kurangnya seminggu sekali,
- Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air,
- Mengosongkan air pada kolam yang tidak dipakai atau pot bunga,
- Menabur bubuk abate atau yang sejenis pada tempat-tempat penampungan air (mis. sumur, bak penampungan air) untuk mematikan jentik-jentik nyamuk sehingga tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa,
- Fogging atau pengasapan untuk mematikan nyamuk dewasa.
Jika mengalami demam, segera berikan obat penurun panas, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi dan banyak mengasup cairan (minum). Segera konsultasikan ke dokter jika muncul gejala-gejala seperti di atas. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit agar cepat mendapatkan penanganan medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar