Demo Site

Senin, 21 Juni 2010

Trichomonas vaginalis

Klasifikasi :
Class: Flagellata
Family: Trichomonadidae
Genus: Trichomonas
Speciees: Trichomonas vaginalis
Trichomonas hominis
Trichomonas faetus

Sejarah dan Penyebaran :
Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari vagina wanita dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan Trichomonas vaginalis. Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi pria dan wanita. Penyebab terjadinya keputihan pada wanita. Biasa disebut leukorrhoe atau flour albus.

Morfologi :
  • Mempunyai ukuran antara 15 - 20 mikron x 10 mikron
  • Tidak berwarna dan bentuknya cuboid
  • Sitoplasmanya bergranula dimana granula tersebut pada umumnya terletak di sekitar custa dan axostyle
  • Membran bergelombang berakhir pada pertengahan tubuh, jadi tidak mempunyai flagela bebas
  • Sitostoma tidak ada
  • Habitat pada vagina bagian atas serta prostat dan seki¬tarnya
  • Makanannya adalah kuman-kuman, sel-sel vagina dsb
  • Trichomonas Vaginalis hanya dapat hidup pada pH > 5,5 - 7,5
Biologi
Parasit hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5, tetapi bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat tumbuh baik.

Patologi
Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste.
Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.

Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi penderita. Dapat juga dilakukan dengan tes haemaglutination indirek (tidak langsung).Pengobatan dengan cara oral seperti metronidazole biasanya dapat sembuh dalam waktu 5 hari. Dapat terjadi reinfeksi kembali melalui hubungan kelamin. Obat suppositoria dan “douches” cukup baik dilakukan untuk membuat pH vagina menjadi asam. Pasangan sex juga harus diobati bersamaan untuk mencegah terjadinya reinfeksi.

Pemeriksaan Sedimen Urine :
Trichomonas adalah parasit yang sering ditemukan dalam sedimen urine. Biasanya, sel didapat karena cemaran dari alat genitalia. Tetapi dalam literatur disebutkan bahwa Trichomonas harus dilaporkan karena kasus-kasus dari kolonisasi vesical dan prostata oleh organisme ini.
Identifikasi Trichomonas yang hidup mudah dilakukan karena dalam sedimen urine segar terlihat bergerak. Identifikasi Trichomonas yang tak bergerak mungkin akan sedikit mengalami kesulitan dan sedikit ditemukan dalam sedimen urine. Bentuk khas dari Trichomonas berupa seperti buah pir, memiliki flagella, inti satu pada anterior, pada ekor terdapat flagella, bergerak dalam sedimen urine kadang berputar-putar. Dalam keadaan hidup sulit atau lemah menyerap zat warna Sternheimer malbin’s, sedangkan dalam keadaan mati berwarna ungu kemerahan. Ditemukan parasit ini harus diidentifikasi dan dicocokkan dengan morfologi yang ada dalam literatur parasitologi.

Keputihan :
Cairan *Censored disebut tidak normal manakala memiliki ciri-ciri, jumlahnya berlebihan, berbau amis/apek, menyebabkan gatal dan nyeri di sekitar daerah kelamin, berwarna putih susu/ kuning tua/ cokelat/ kehijauan/ kemerahan, dan menimbulkan kelainan pada daerah kelamin luar seperti benjolan atau luka. Ketidaknormalan itu bisa disebabkan karena faktor infeksi dan bukan infeksi.

Fisiologi :
Vagina memiliki mekanisme perlindungan terhadap infeksi. Kelenjar pada vagina dan serviks / leher rahim menghasilkan sekret yang berfungsi sebagai sistem perlindungan alami dan sebagai lubrikan mengurangi gesekan dinding *Censored saat berjalan & saat berhubungan seksual. Jumlah sekret yang dihasilkan tergantung dari masing-masing wanita. Dalam keadaan normal, kadang jumlah sekret dapat meningkat seperti saat menjelang ovulasi, stres emosional dan saat terangsang secara seksual. Selain itu, terdapat flora normal basil doderlein yang berfungsi dalam keseimbangan ekosistem pada *Censored sekaligus membuat lingkungan bersifat asam (pH 3.8-4.5) sehingga memiliki daya proteksi yang kuat terhadap infeksi.

Faktor Resiko :
Pada beberapa keadaan tertentu seperti perubahan hormonal pada kehamilan dan penggunaan pil KB, obat-obatan seperti steroid dan antibiotik, hubungan seksual dsb dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami keputihan yang tidak normal.

Keputihan karena Trichomonas vaginalis :
Keputihan berupa sekret berwarna kuning-hijau, kental, berbusa dan berbau tidak enak (malodorous). Kadang keputihan yang terjadi menimbulkan rasa gatal dan iritasi pada daerah intim.


Agar terhindar dari keputihan yang tidak normal :
  1. Menjaga kebersihan genitalia. "Selesai buang air kecil bersihkan dengan air, arahnya dari depan (kandung kemih) ke belakang (anus)," supaya tidak menginfeksi bakteri anus ke vagina anda.
  2. Memilih pakaian dalam yang tepat, sebaiknya dari bahan nylon. Rutinlah mengganti pakaian dalam setiap hari. Begitupula jika memakai pantyliners, jangan sampai seharian penuh.
  3. Menghindari berat badan berlebih dan tidak makan terlalu banyak makanan yang tinggi kandungan gulanya.
  4. Melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur, termasuk deteksi dini kanker serviks. Idealnya setahun sekali, khususnya bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
  5. Jangan sembarangan buang air kecil ditempat umum, pastikan di WC umum menggunakan sabun dan diserap sisa air dengan tissue kering untuk mengurangi resiko infeksi. Dapat juga menggunakan air aqua gelas untuk mencuci alat kelamin.
  6. Hindari penggunaan antibiotika dan obat-obatan dalam jangka lama, karena menyebabkan terjadinya perubahan populasi normal dalam lumen tubuh terutama di alat kelamin dan usus.

Tidak ada komentar: